Ngga Ada Matinya, Harga Batu Bara Kembali Naik Nyaris 2%
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali melonjak sejalan dengan meningkatnya permintaan global. Pada perdagangan Rabu (14/12/2022), harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 379,1 per ton. Harganya menguat 0,38%.
Penguatan kemarin memperpanjang tren positif pasir hitam yang juga menguat pada hari sebelumnya. Dalam dua hari beruntun, harga batu bara menguat 1,64%.
Dalam sepekan harga batu bara masih melemah 2,9% sementara dalam sebulan masih terbang 22,7%. Harga pasir hitam masih melonjak 124,1% setahun.
Kenaikan harga batu bara ditopang oleh derasnya permintaan dari Eropa barat.
Derasnya permintaan tercermin dari lalu lintas pengiriman batu bara dari Australia yang merupakan eksportir terbesar di dunia untuk batu bara kokas dan terbesar kedua untuk batu bara thermal.
Argus Media melaporkan antrian vessel di luar pelabuhan Newcastle, New South Wales (NSW) berkurang drastis karena derasnya pengiriman batu bara dari Australia. Negara Kanguru kini tengah mengejar defisit pengiriman hingga 21 juta ton hingga akhir tahun.
Defisit terjadi karena Australia beberapa kali dilanda banjir yang membuat produksi dan distribusi terganggu.
Ada sembilan vessel yang mengantri di pelabuhan Newcastle pada Rabu (14/12/2022), turun drastis dibandingkan 21 vessel pada akhir November atau 48 antrian akhir Juli 2022.
Pengiriman dari Pelabuhan Newcastle mencapai 9,44 juta ton pada November, turun dibandingkan Oktober yang tercatat 10,08 juta ton. Pengiriman Januari-November 2022 mencapai 122,76 juta ton, turun dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat 143,68 juta ton.
Montel juga melaporkan impor dari Eropa diperkirakan meningkat tajam pada Oktober-Desember tahun ini.
Hitungan DBX memperkirakan impor batu bara thermal Uni Eropa, termasuk Inggris, akan menembus 68,9 juta ton pada tahun ini. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada 2021 yang tercatat 64,5 juta ton.
Impor semua jenis batu bara ke negara Eropa Barat bahkan diperkirakan meningkat hingga 15 juta ton atau 36% menjadi 57 juta ton pada 2022.
Negara Eropa barat tersebut adalah Belanda, Belgia, Jerman, Prancis, Inggris, dan Italia. Keputusan Eropa untuk mengoperasikan kembali pembangkit listrik batu bara serta persiapan musim dingin menjadi beberapa faktor yang menopang permintaan.
Tidak hanya Eropa, India juga akan menggenjot impor pada tahun ini dan tahun depan untuk mencegah krisis listrik.
Impor batu bara India diperkirakan akan menembus 219 juta ton pada tahun fiskal 2022/2023. Jumlah tersebut naik 5% dibandingkan periode yang sama pada tahun fiskal sebelumnya. Impor batu bara kokas diperkirakan mencapai 60 juta ton dan non-kokas sebanyak 159 juta ton.
India mengimpor batu bara sebanyak 179,95 juta ton pada Januari-September 2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)