Ssssttt, Waskita Sedang Cari Pinjaman Rp 1,7 T, Buat Apa Nih?
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi BUMN Karya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan kembali mengajukan fasilitas pendanaan kredit modal kerja (KMK) tahap II pada 2023. Kredit ini memiliki nilai sebesar Rp 1,7 triliun dengan penjaminan pemerintah.
Direktur Keuangan dan Manajemen WSKT Wiwi Suprihatno menjelaskan, fana tersebut diajukan untuk membiayai proyek baru serta penyelesaian proyek on-going saat ini. "Adanya dukungan dari pemerintah tersebut tentunya sangat berdampak positif pada posisi topline Perseroan yaitu dari segi akselerasi produksi pada proyek serta penyerapan Pendapatan Usaha Perseroan," ungkap Wiwi dalam keterangan resmi, Rabu (14/12/2022).
Bantuan tersebut, menurut Wiwi membuat proyek - proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan timeline yang telah ditentukan.
Untuk diketahui, hingga akhir November 2022 Waskita berhasil menyelesaikan 103 proyek. Jumlah tersebut merupakan bagian dari total 148 proyek yang mendapatkan fasillitas pendanaan kredit modal kerja (KMK) dengan penjaminan pemerintah sampai dengan Oktober 2022.
KMK penjaminan merupakan fasilitas pendanaan yang diberikan perbankan kepada WSKT dijamin oleh Pemerintah dengan total plafond sebesar Rp 8,07 triliun dan bersifat revolving facilities. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Karya (Persero) Tbk Wiwi Suprihatno mengungkapkan dukungan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No.211/PMK.08/2020 ini sangat membantu perseroan dalam menyelesaikan pekerjaan proyek.
"Dukungan ini memberikan tambahan modal kerja bagi Waskita Karya dalam rangka perolehan kas dari termin proyek. Tentunya ini menjadi bukti kerja Perseroan terhadap pemerintah yang sampai saat ini, perseroan telah menyelesaikan sebanyak 130 proyek per Oktober kemarin," ungkap Wiwi.
Dalam mendukung penyelesaian proyek tersebut, Waskita telah melakukan penarikan atas fasilitas tersebut sebanyak 10 kali dengan total Rp 10,8 triliun sejak November 2021. Perseroan telah melakukan pelunasan sebesar Rp 4,72 triliun sehingga tersisa outstanding sebesar Rp 6,08 triliun.
Sementara dari plafon sebesar Rp 8,07 triliun, Perseroan masih memiliki sisa plafon sebesar Rp 2 triliun. Adapun saat ini masih terdapat 45 proyek dengan pendanaan KMK yang masih dalam tahap konstruksi.
(RCI/dhf)