
Inflasi di Amerika Turun Tajam, Rupiah Siap Ngamuk!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah dua hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) dalam dua hari terakhir. Namun, pada perdagangan Rabu (14/12/2022) ada peluang rupiah akan menguat tajam, sebab inflasi di AS turun tajam.
Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di Amerika Serikat tumbuh 7,1% year-on-year (yoy) pada November, jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya 7,7% (yoy). Bahkan, rilis tersebut lebih rendah dari hasil polling Reuters terhadap para ekonom yang memperkirakan 7,3%.
Pasar kini melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5% dengan probabilitas sebesar 83%, berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group. Probabilitas tersebut naik dari 73% sebelum rilis data inflasi.
Ekspektasi The Fed akan mengendur sempat membuat rupiah menguat tajam di awal Desember.
Secara teknikal, rupiah kembali ke atas Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan di pekan ini.
Level tersebut merupakan merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Rupiah yang disimbolkan USD/IDR juga kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50). Sehingga tekanan bagi Mata Uang Garuda kembali besar.
Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik dan mulai mendekati lagi wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Jika melihat stochastic 1 jam, yang digunakan memproyeksikan pergerakan harian mulai naik dari wilayah jenuh beli, yang memberikan peluang penguatan.
Support terdekat berada di kisaran Rp 15.600/US$. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.550/US$.
Sebaliknya resisten berada di kisaran Rp 15.700/US$ hingga Rp 15.720/US$ yang bisa menjadi penahan pelemahan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
