
Hello 2023! Rupiah Punya Potensi Tembus Rp 16.000 per US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menggunakan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) senilai Rp 14.800 pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Namun, menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto hal tersebut tidak realistis. Ia bahkan memprediksi nilai tukar rupiah tahun depan akan tembus di angka Rp 16.000.
"Asumsi APBN tidak realistis Rp 14.800. Kemungkinan tembus Rp 16.000," ungkapnya dalam Indef School of Political Economy Jurnalisme Ekonomi, Selasa (13/12/2022).
Menurutnya, hal tersebut dapat terlihat dari adanya tekanan di sektor keuangan. Meskipun cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 133 miliar, namun jumlah tersebut akan sulit bertambah karena adanya penurunan ekspor tahun depan.
"Dari situ terlihat tekanan di sektor keuangan. Ini saya khawatirkan kalau lihat cadang devisa memang di atas USD 100 miliar, kita USD 133 miliar, tapi kan ekspor tahun depan diperkirakan melemah sehingga tambahan devisa agak susah," tambahnya.
Belum lagi, dia melihat kerugian yang dialami Indonesia akibat kenaikan suku bunga AS di tahun 2022 ini. Indonesia telah mengalami kerugian US$ 9 miliar untuk merespon hentakan kenaikan suku bunga AS. Sementara itu, Bank Indonesia memprediksi Bank Sentral AS masih akan menaikkan suku bunga tahun depan.
"Biaya moneter untuk menghadapi agresivitas suku bunga habis US$ 9 miliar dalam beberapa bulan untuk mengendalikan rupiah tidak tembus Rp 16 ribu. Faktanya dalam beberapa bulan hilang US$ 9 miliar. Karena sebesar-besarnya hentakan selama pandemi paling hilang US$ 4 miliar. Kalau hilang US$ 9 miliar maka hentakannya tinggi sehingga perlu kenaikan suku bunga BI, kalau hanya operasi moneter habis cadev," lanjutnya.
"Dari cadev kita hitung kalau sebelum pandemi USD 130 miliar bisa cover, sekarang hanya 6-7 bulan karena inflasi inti mengalami kenaikan. Itu menggambarkan dengan cadev yang sama belum tentu daya dia mempertahankan utang luar negeri dan impor sama. Seperti uang kita kena inflasi," tambahnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Alami Defisit Lagi, Rupiah Melemah ke Rp15.640/US$