RI Alami Defisit Lagi, Rupiah Melemah ke Rp15.640/US$

rev, CNBC Indonesia
27 February 2024 09:16
Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di saat sentimen defisit menghantui perekonomian Indonesia.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,1% di angka Rp15.640/US$. Pelemahan rupiah ini sejalan dengan depresiasi yang terjadi kemarin (26/2/2024) yang melemah sebesar 0,22%.

Sementara DXY pada pukul 08:59 WIB turun di angka 103,79 atau turun 0,04%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 103,83.

Mata uang Garuda yang melemah tak lepas dari twin deficit dari sisi transaksi berjalan dan budget fiscal.

Pada kuartal IV-2023 tercatat transaksi berjalan Indonesia mengalami pelebaran defisit menjadi US$1,3 Miliar sementara secara keseluruhan tahun 2023 defisitnya mencapai US$1,6 Miliar atau 0,1% dari PDB.

Di sisi lain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65% dari produk domestik bruto (PDB).

Ekonom CIMB Niaga, Mika Martumpal mengatakan twin deficit kerap berdampak negatif ke pasar keuangan RI, meski faktor suku bunga dan prospek pertumbuhan global turut mempengaruhi stabilitas pasar.

Selain itu, potensi terjadinya defisit APBN yang lebih dalam semakin besar terjadi mengingat keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) maupun listrik pada tahun ini setidaknya hingga Juni 2024.

"Tadi diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan listrik, tidak ada kenaikan BBM sampai Juni, baik itu yang subsidi maupun non subsidi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta, Senin (26/2/2024).

Oleh sebab itu, ia mengatakan, defisit APBN akan melebar dari yang ditetapkan, 2.29% dari PDB pada tahun ini, menjadi sekitar 2,8%. Seiring dengan adanya penambahan kebutuhan anggaran untuk beberapa pos anggaran.

Sentimen defisit yang bertubi-tubi ini dapat memengaruhi perspektif investor khususnya asing untuk berinvestasi di dalam negeri karena kondisi perekonomian Indonesia yang dianggap kurang baik.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular