IHSG Balik Ngelawan dan Menguat, Ini Juru Selamatnya
Jakarta CNBC Indonesia - Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini (12/12) ditutup menguat. Laju IHSG hari ini akhirnya berhasil menghentikan pelemahan yang telah terjadi selama 9 hari perdagangan secara beruntun. Beberapa katalis positif menjadi faktor pendorong IHSG.
Sepanjang perdagangan, IHSG selalu bergerak di teritorial negatif. Namun sejak pukul 14.33 IHSG rebound hingga akhirnya ditutup di zona positif tepatnya menguat 0.29% menjadi 6734.45.
Berdasarkan data statistik RTI business, tercatat sebanyak 22. miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 1 juta kali serta nilai perdagangan mencapai 12 Triliun serta kapitalisasi pasar mencapai 9273 triliun.
Terdapat 316 saham menguat, 226 saham mengalami koreksi dan 162 lainnya konsisten tidak berubah.
Faktor Pendorong Penguatan IHSG
IHSG pada perdagangan akhir pekan ini berhasil rebound disebabkan banyaknya saham yang menguat. Ada beberapa saham yang menjadi pendukung indeks untuk tidak kembali ke wilayah hijau. Berikut saham-saham yang menjadi penahan koreksi IHSG hari ini.
Dari deretan top movers, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menjadi penahan paling besar dari koreksi IHSG pada perdagangan sesi I hari ini, yakni mencapai 4.34 indeks poin, dimana diakhir sesi tercatat AMRT menguat 2% menjadi Rp.2250/unit.
Sedangkan di posisi kedua, terdapat saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang turut menopang IHSG sehingga terhindar dari koreksi, yakni hingga naik 1.37%.
Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga mampu menahan IHSG agar tidak terkoreksi dalam kembali, yakni sebesar 3.3 indeks poin.
Dari sektor perbankan finansial, mayoritas saham Bank Buku IV diakhir perdagangan hari ini terpantau berbalik arah. BBCA memimpin dengan penambahan poin sebanyak 100 atau sebesar 1.17% menjadi Rp.8675/unit. Disusul oleh BBRI dan BMRI yang juga meningkat masing-masing 0.42% dan 0.25%. Namun saham BBNI tidak mengalami kenaikan alias melemah sebesar 0.26%.
Nilai transaksi saham BBRI mencapai Rp 238,97 miliar dengan volume saham sebanyak 49,92 juta saham. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 6.354 kali.
Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, harga saham BBRI menguat 16.79% sepanjang tahun 2022. Namun jika dibandingkan dengan bank KBMI IV lain saham BBRI tergolong lagging.
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) keduanya memimpin penguatan saham bank KBMI IV dengan kenaikan lebih dari 40% secara year to date.
IHSG Rebound, Kembali Investasi?
IHSG pada akhir perdagangan hari ini memang mencatatkan kinerja yang cemerlang, namun perlu diperhatikan bahwa IHSG dapat terkoreksi kembali karena masih banyak sentimen yang dapat mempengaruhi laju IHSG seperti kenaikan harga komoditas dan fluktuasi nilai tukar rupiah.
Harga komoditas naik yang masih membayangi pergerakan IHSG. Harga bahan pangan pokok terpantau naik melanjutkan kenaikan, memasuki bulan Desember 2022. Tak hanya beras, harga cabai rawit juga menunjukkan peningkatan akhir-akhir ini.
Berdasarkan riset CNBC yang telah dihimpun dari petani, kenaikan harga komoditas ini salah satunya dipicu oleh pasokan yang berkurang akibat hasil panen yang tidak maksimal di akhir tahun.
Nilai tukar rupiah kembali terkoreksi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Senin (12/12/2022), sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia. Para pelaku pasar kembali cemas bahwa inflasi akan tetap tinggi.
Mengacu pada data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan rupiah terkoreksi 0,05% ke Rp 15.590/US$. Kemudian, rupiah terkoreksi lebih dalam menjadi 0,37% ke Rp 15.640/US$ pada pukul 11:00 WIB.
(Muhammad Azwar/ayh)