BRI Rampungkan 54,5% Restrukturisasi Kredit Covid-19

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
08 December 2022 12:00
BRI
Foto: Dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyiapkan langkah antisipasi dengan menyiapkan pencadangan yang cukup jika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit berakhir pada Maret 2023.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengungkapkan nilai restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di BRI yang telah menurun signifikan sebesar 54,5% dari Rp 256,1 saat awal pandemi, menjadi Rp 116,45 triliun pada akhir kuartal III-2022.

"Saat ini jumlah nasabah yang tersisa itu 1,4 juta nasabah. Jadi turun 2,5 juta dari posisi tertinggi restrukturisasi COVID-19 BRI pada September 2020 sebesar 3,9 juta nasabah. Jadi sudah turun 2,5 juta, saat ini 1,4 juta nasabah dan terus kami monitor supaya kita bisa jaga kualitasnya dengan tetap baik," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Kamis (8/12/2022).

Hal ini diikuti oleh kemampuan BRI dalam menjaga kualitas aset sebagaimana ditinjau dari penurunan Loan At Risk (LAR) pada kuartal III-2022 sebesar 19,3% atau jauh menyusut dibandingkan periode September 2021 yang mencapai 25,62%.

Kemudian Non Performing Loan (NPL) perseroan yang juga manageable di level 3,09% pada kuartal III-2022. Kendati demikian, BRI tetap melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menyiapkan NPL Coverage sebesar 278,79%, meningkat dibandingkan NPL Coverage di akhir Kuartal III tahun lalu yang sebesar 252,86%.

Kesiapan pencadangan serta fungsi manajemen risiko yang berjalan baik membuat BRI tidak khawatir apabila OJK menghentikan kebijakan restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 yang berakhir pada Maret 2023. Oleh karena itu, BRI menempuh strategi soft landing strategy untuk menjaga kualitas aset agar tetap sehat dan prudent.

"Saat ini pencadangan khusus COVID-19 hampir Rp 30 triliun yaitu Rp 29,95 triliun, atau hampir 26% dari outstanding restrukturisasi COVID-19 di BRI," imbuhnya.

Selain itu aspek likuiditas dan permodalan perseroan yang memadai membuat BRI masih dapat memacu kinerja intermediasi untuk menumbuhkembangkan UMKM dimana tercermin dari rasio LDR mencapai 88,51% pada kuartal III-2022.

Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat meningkat sebesar 9,83% yoy dari Rp 852,12 triliun di akhir September 2021, menjadi Rp 935,86 triliun di akhir September 2022.

"Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat menjadi sebesar 84,20%," pungkasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Lokomotif Agen Pembangunan, BRI Dorong Peran UMKM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular