Minyak Dunia Anjlok 4%, Harga BBM Kapan Turun?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
07 December 2022 07:10
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia jatuh hingga 4% karena investor meninggalkan pasar yang bergejolak dalam ekonomi yang tidak menentu.

Pada perdagangan Selasa (6/12/2022) harga minyak Brent turun 4% menjadi US$79,4 per barel. Sementara minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) ambles 3,5% menjadi US$74,3 per barel.

Serangkaian berita resesi membuat investor ketakutan meskipun perang sedang berlangsung di Ukraina dan salah satu krisis energi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

"Sudah cukup tiga hari - dengan OPEC+ memutuskan untuk tidak memangkas produksi lebih lanjut pada hari Minggu, dimulainya batas harga dan sanksi Rusia yang ompong kemarin, dan kekalahan di pasar ekuitas hari ini, spekulan minyak mengenakan biaya untuk keluar di tengah pelarian dari aset berisiko," kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.

Aktivitas sektor jasa di China mencapai titik terendah dalam enam bulan, dan ekonomi Eropa melambat karena tingginya biaya energi dan kenaikan suku bunga.

"Kita bisa melihat WTI US$60 per barel seperti yang terjadi," kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

"Saya pikir US$80 akan menjadi harga tertinggi baru, dan saya akan sangat terkejut melihat harga yang lebih tinggi dari itu."

Pasar minyak juga sebagian besar mengabaikan ancaman terhadap pasokan, seperti yang berasal dari batas harga G7 sebesar US$60 pada ekspor minyak mentah lintas laut Rusia, yang kemungkinan akan membuat negara tersebut memangkas produksi minyaknya.

"Pasar minyak kemungkinan akan tetap bergejolak dalam waktu dekat, didorong oleh berita utama Covid di China dan kebijakan bank sentral di AS dan Eropa," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Di satu sisi penurunan harga minyak mentah dunia bisa mendorong inflasi untuk lebih dingin yang berasal energi seperti listrik, Bahan Bakar Minyak (BBM), dan lainnya. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras) Next Article China Bikin Kejutan, Harga Minyak Nanjak Hampir 2%!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular