Asing Banjiri Pasar Keuangan RI, Rupiah Sukses Libas Dolar AS

Market - Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
05 December 2022 11:24
penukaran uang, rupiah Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah sukses menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Senin (05/12/2022). Seiring dengan indeks dolar AS yang melemah di pasar spot dan membuka laju penguatan mata uang di Asia.

Mengacu pada data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan rupiah melejit 0,49% ke Rp 15.350/US$. Kemudian, rupiah memangkas penguatannya menjadi hanya 0,29% ke Rp 15.380/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Penguatan rupiah terjadi seiring dengan terkoreksinya indeks dolar AS di pasar spot. Pukul 11:00 WIB, indeks dolar AS melemah 0,35% ke posisi 104,17.

Pasar keuangan Indonesia kini mulai diserbu investor asing (inflow), baik pasar surat berharga negara (SBN) maupun saham. Padahal sebelumnya modal asing bergerak keluar (outflow) seiring gejolak di tataran global.

Masuknya asing terungkap berdasarkan data Bank Indonesia (BI) yang dirilis pada akhir pekan lalu. Di mana pada transaksi 28 November - 1 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik terjadi aksi beli neto Rp9,64 triliun.

Dalam rinciannya, aksi beli neto pasar SBN mencapai Rp8,76 triliun dan pada pasar saham sebesar Rp0,88 triliun. Tidak heran, Mata Uang Garuda pun sukses menguat hari ini.

Investor dalam negeri juga masih menantikan rilis Cadangan Devisa per November 2022 yang akan diumumkan pada Rabu (7/12/2022).

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) merilis cadangan devisa Indonesia per Oktober 2022 yang berada di US$ 130,2 miliar, sedikit menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2022 sebesar US$ 130,8 miliar.

Menarik ditunggu, apakah cadangan devisa Indonesia akan tergerus karena pada beberapa waktu ini rupiah sempat terkoreksi terhadap si greenback.

Sementara itu, rilis tenaga kerja AS pekan lalu masih mengindikasikan pasar tenaga kerja yang kuat, meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) agresif menaikkan suku bunga acuannya di sepanjang tahun ini. Padahal, The Fed telah menaikkan suku bunganya hingga 375 bps dan diprediksikan akan menaikkan suku bunganya lagi pada pertemuan 13-14 Desember 2022 sebesar 50 bps.

Pekan lalu, laporan tenaga kerja menunjukkan pendapatan per jam rata-rata melonjak 0,6% pada November 2022 dan menjadi kenaikan terbesar sejak Januari 2022. Selain itu, pertambahan pekerjaan pada non-pertanian sebesar 263.000 pekerjaan baru, melebihi ekspektasi analis Dow Jones di 260.000.

Meski angka pengangguran masih berada tetap di 3,7%. Saat ini, berita baik akan menjadi berita buruk terhadap AS. Jika ekonomi AS kuat, tentunya potensi Fed untuk kembali agresif makin terbuka untuk menurunkan inflasi.

Di Asia, seluruh mata uang sukses menguat terhadap si greenback. Yuan China memimpin penguatan mata uang di Asia, meroket sebesar 0,95% di hadapan dolar AS. Di susul oleh dolar Singapura dan ringgit Malaysia yang terapresiasi masing-masing sebesar 0,51% dan 0,48% terhadap dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Gawat! Selangkah Lagi Rupiah Ke Level Rp 15.000/US$


(aaf/aaf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading