
Rugi Nusantara Enjiniring (DGIK) Susut, Sahamnya Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), membukukan perolehan pendapatan hingga kuartal III 2022 sebesar Rp 275,47 miliar atau tumbuh 18,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 232,79 miliar. Rugi usaha perseroan menyusut sebesar 41% menjadi Rp 14,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 24,69 miliar.
Selain dari pertumbuhan pendapatan, perbaikan performa perseroan juga disumbang dari efisiensi operasional, tercatat beban operasional mengalami penurunan meskipun pendapatan tumbuh, begitu juga efisiensi di beban kontrak yang terlihat dari margin bruto yang meningkat 240 bps menjadi 14,9%.
Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk Heru Firdausi Syarif mengungkapkan performa di tiga kuartal tahun ini memperlihatkan proses konsolidasi telah berhasil mengangkat performa baik dalam hal pertumbuhan maupun efisiensi operasional, dengan raihan kontrak baru di tahun ini yang juga sudah memperlihatkan peningkatan yang signifikan, Perseroan optimis bisa meraih pertumbuhan yang lebih tinggi ke depan.
"Perolehan kontrak baru hingga kuartal III tercatat sebesar Rp 814,7 miliar meningkat signifikan dibandingkan raihan kontrak baru sepanjang tahun 2021 yang hanya sebesar Rp 167 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari proyek infrastuktur jalan seperti proyek Tol Solo - Jogja seksi 1, bangunan pendidikan, Rumah Sakit, high rise building, dan proyek pembangunan jalan kawasan," ungkap Heru dalam keterbukaan informasi dikutip Senin (5/12/2022).
Porsi proyek infrastruktur dalam portofolio kontrak perseroan meningkat signifikan sejalan dengan langkah transformasi bisnis perseroan untuk peningkatan di bisnis infrastruktur, pasca kehadiran PT Global Dinamika Kencana (GDK) sebagai pengendali baru.
Posisi neraca perusahaan dalam kondisi yang prima, posisi rasio debt to equity yang rendah sebesar 0,5x dan kondisi likuiditas sangat likuid dengan level current ratio sebesar 1,3x. Terjadi peningkatan pada aset investasi perseroan pasca akuisisi 35% kepemilikan di PT Dirgantara Yudha Artha (DYA).
Hingga saat ini, Perseroan masih menjalani program pembelian kembali saham (Share Buyback) dengan realisasi saham yang dibeli hingga September sebanyak 290.256.900 lembar. Perseroan optimis pada 2023 akan mampu menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik, meskipun dibayangi dengan perkiraan resesi global dan tekanan terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik.
Perseroan saat ini memiliki modal yang kuat dalam mengoptimalkan pertumbuhan ke depan baik berupa posisi neraca keuangan yang solid, operasional yang semakin efisien, peningkatan pada segmen infrastruktur dan selesainya proses konsolidasi dan sinergi di bisnis jasa konstruksi dengan PT Dirgantara Yudha Artha.
"Tahun ini kami telah menyelesaikan proses konsolidasi yang salah satunya menghasilkan efisiensi, begitu juga dengan strategi peningkatan di bisnis infrastruktur yang sudah terlihat dari realisasi perolehan kontrak proyek infrastruktur yang signifikan. Pencapaian-pencapaian tersebut semakin memperkuat optimisme Perseroan untuk terus tumbuh ke depan", tutup Heru.
(tep/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rapor Kinerja Grup Astra, Siapa Yang Paling Cuan?
