Sukses Menguat 1% Lebih, Rupiah Belum Bisa Jumawa!
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat lebih dari 1% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.560/US$ kemarin. Ketua bank The Fed Jerome Powell yang menyatakan kenaikan suku bunga bisa dikendurkan bulan ini membuat indeks dolar AS jeblok dan rupiah melesat.
"Masuk akal untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga kami saat kami mendekati tingkat pengekangan yang cukup untuk menurunkan inflasi. Waktu untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang segera setelah pertemuan Desember" katanya saat memberikan pidato di acara Brookings Institution sebagaimana dikutip CNBC International.
Pelaku pasar kini semakin yakin The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada 14 Desember (waktu AS) mendatang.
Pasar saat ini menanti rilis data tenaga kerja AS, sehingga ada risiko rupiah akan terkoreksi pada perdagangan Jumat (2/12/2022).
Secara teknikal, area Rp 15.450/US$ terbukti menjadi support kuat yang menahan penguatan rupiah yang disimbolkan USD/IDR.
Ketika menguat Jumat (11/11/2022) lalu, rupiah hanya mampu menguji saja, dan gagal melewatinya. Setelahnya rupiah berbalik merosot 5 hari beruntun pada pekan lalu.
Level tersebut merupakan merupakan Fibonacci Retracement 38,2% dan menjadi 'gerbang keterpurukan' bagi rupiah, selama tertahan di atasnya.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Rp 15.450/US$ akan menjadi kunci pergerakan rupiah yang mampu menguat tajam kemarin.
Rupiah sebelumnya terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).
Indikator Stochastic pada grafik harian kini sudah keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam, yang digunakan memperkirakan pergerakan harian, sudah masuk wilayah jenuh jual, sehingga ada risiko terkoreksi.
Support terdekat berada di kisaran Rp 15.530/US$, selama tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah ke Rp 15.600/US$. Resisten selanjutnya jika level tersebut ditembus berada di kisaran Rp 15.650/US$.
Sementara jika mampu menembus support, rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.500/US$, sebelum menuju level kunci Rp 15.450/US$.
(pap/pap)