Ngegas Tanpa Rem, Harga Batu Bara Terbang 18%

Maesaroh, CNBC Indonesia
30 November 2022 06:25
Tambang batu bara PT Adaro Indonesia
Foto: Adaro Energy

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara makin membara. Pada perdagangan Selasa (29/11/2022), harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 373,5 per ton. Harganya menguat 1,36%.

Dengan kenaikan tersebut maka harga pasir hitam sudah menguat dalam sembilan hari perdagangan beruntun. Selama sembilan hari tersebut, harga batu bara sudah terbang 18,2%. Penguatan tersebut juga kembali mendekatkan harga batu bara kembali ke level psikologis US$ 400 per ton.

Dalam sepekan, harga batu bara melonjak 5,2% secara point to point. Harga pasir masih melandai 0,13% sebulan tetapi masih melesat 139,4% setahun.


Harga batu bara kembali melonjak menyusul kembali meningkatnya permintaan menjelang puncak musim dingin. Di sisi lain, ada persoalan pasokan di negara penghasil batu bara seperti Indonesia dan Australia. Ketidakseimbangan ini membuat harga pasir hitam terdongkrak.

Dilansir dari Montel News, permintaan dari Eropa diproyeksi akan meningkat karena suhu yang akan turun drastis dalam beberapa pekan ke depan. Senada, S&P Global juga memproyeksi adanya peningkatan permintaan karena musim dingin akan mencapai puncak dalam beberapa pekan ke depan.

The Times melaporkan Inggris mengimpor batu bara sebanyak 560.000 ton pada Oktober 2022, Jumlah tersebut naik 93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pembangkit TSO Transnet BW Jerman juga dilaporkan sudah memesan 180.000 ton batu bara untuk persediaan.

Severe-weather.eu, suhu di wilayah Eropa bagian utara akan turun drastis pada Desember. Maxar Technologies Inc memperkirakan suhu udara di Eropa akan lebih dingin dari pada prakiraan sebelumnya menjelang Desember. Suhu di Berlin diprakirakan mencapai minus (-)3,5 derajat Celcius pada 3 Desember mendatang.

Suhu di kota-kota utama Eropa seperti Amsterdam, Helsinki, dan Stockholm juga akan jauh lebih dingin dibandingkan normalnya.

Suhu yang dingin dikhawatirkan akan meningkatkan penggunaan listrik sehingga pasokan energi akan terkuras. Storage gas di Eropa kini rata-rata berada di kisaran 95%. Pasokan tersebut diperkirakan akan terkuras cepat pada 10 hari ke depan.

Sementara itu, pasokan batu bara dari Indonesia dan Australia diperkirakan terganggu oleh persoalan cuaca. Fenomena La Nina membuat musim hujan lebih panjang sehingga mengganggu proses produksi dan pengiriman.

Bumi Resources memperkirakan produksi batu bara mereka akan turun menjadi 70-76 juta ton pada tahun ini, dari 78,8 juta ton pada 2021. Namun, produksi diperkirakan akan meningkat menjadi 80 juta pada 2023.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Harga Batu Bara Anjlok ke Level Sebelum Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular