Bitcoin cs Bergairah, Dogecoin Melejit 8% Lebih
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto terpantau menguat pada perdagangan Selasa (29/11/2022), meski investor masih memantau perkembangan dari kejatuhan FTX dan dampaknya ke perusahaan kripto lainnya.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 14:30 WIB, Bitcoin menguat 1,68% ke posisi harga US$ 16.478,7/koin atau setara dengan Rp 258.715.590/koin (asumsi kurs Rp 15.700/US$). Sedangkan untuk Ethereum melesat 2,97% ke posisi US$ 1.207,57/koin atau Rp 18.958.849/koin.
Sedangkan untuk koin digital (token) Dogecoin terpantau melejit 8,86% menjadi US$ 0,103/koin (Rp 1.617/koin).
Berikut pergerakan 7 kripto utama non-stablecoin pada hari ini.
Cryptocurrency | Dalam Dolar AS | Dalam Rupiah | Perubahan Harian (%) | Perubahan 7 Hari (%) | Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) |
Bitcoin (BTC) | 16.478,70 | 258.715.590 | 1,68% | 4,84% | 316,71 |
Ethereum (ETH) | 1.207,57 | 18.958.849 | 2,97% | 10,82% | 147,77 |
BNB | 302,19 | 4.744.383 | 2,34% | 19,08% | 48,34 |
XRP | 0,3934 | 6.176 | 2,69% | 11,02% | 19,79 |
Dogecoin (DOGE) | 0,103 | 1.617 | 8,86% | 38,75% | 13,67 |
Cardano (ADA) | 0,3116 | 4.892 | 1,90% | 3,19% | 10,73 |
Polygon (MATIC) | 0,8409 | 13.202 | 2,29% | 7,02% | 7,34 |
Sumber: CoinMarketCap
Bitcoin kemarin ini masih bertahan di kisaran US$ 16.000, menandakan bahwa selera risiko investor di pasar kripto masih tertahan, meski terlihat menghijau. Hal ini karena investor masih belum bergairah untuk berinvestasi di kripto.
Cenderung masih belum menariknya kembali investasi di kripto terjadi karena beberapa kondisi, mulai dari kondisi global yang belum kondusif hingga kondisi internal di kripto yang juga belum membaik, apalagi persoalan kejatuhan FTX masih terus dipantau oleh investor hingga hari ini.
Dampak dari kejatuhan FTX kembali menelan korban, di mana perusahaan peminjaman (lending) kripto yakni BlockFi mengajukan kebangkrutan, setelah bertahan dalam sekitar dua bulan terakhir.
BlockFi resmi mengajukan kebangkrutan Bab 11 (Chapter 11) berdasarkan Undang-undang Kepailitan Amerika Serikat (AS) untuk Distrik New Jersey.
Dengan pengajuan kebangkrutan Bab 11 ini, BlockFi dapat memiliki waktu untuk menstabilkan bisnisnya dan memberi perusahaan peluang untuk mewujudkan transaksi restrukturisasi komprehensif yang memaksimalkan nilai bagi semua klien dan pemangku kepentingan lainnya.
"Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, perusahaan akan fokus untuk memulihkan semua kewajiban kepada BlockFi oleh rekanannya, termasuk FTX dan entitas perusahaan terkait. Karena keruntuhan FTX baru-baru ini dan proses kebangkrutan berikutnya, yang masih berlangsung, perusahaan memperkirakan bahwa pemulihan dari FTX akan tertunda," tulis siaran pers dari Blockfi.
Dalam pengajuan kebangkrutannya, BlockFi mengatakan memiliki kewajiban kepada lebih dari 100.000 kreditur. Kreditur terbesar yang terdaftar adalah Ankura Trust, dengan aset senilai yang US$ 729 juta. FTX menjadi kreditur terbesar kedua BlockFi, dengan aset senilai US$ 275 juta.
Sebelumnya, BlockFi juga terdampak dari kejatuhan perusahaan lindung nilai (hedge fund) kripto, yakni Three Arrows Capital (3AC). Namun, BlockFi saat itu masih menganggap bahwa krisis 3AC belum terlalu mempengaruhi keuangan BlockFi dan mereka masih mengklaim dapat bertahan.
BlockFi pun sempat mendapat bantuan dari FTX, dalam bentuk fasilitas kredit senilai US$ 250 juta. Bahkan saat itu, BlockFi juga telah memangkas pekerjanya.
Namun kini, BlockFi tak lagi dapat bertahan, karena salah satu krediturnya yakni FTX mengalami krisis hingga akhirnya bursa kripto tersebut tak lagi sebagai bursa kripto terbesar kedua di dunia.
Dalam pengajuan kebangkrutannya, BlockFi menyatakan memiliki aset antara US$ 1 miliar dan US$ 10 miliar dengan kewajiban dalam kisaran yang sama, bersama dengan lebih dari 100.000 kreditur.
Sementara itu, cenderung mendatarnya Bitcoin membuat pendapatan penambang (minners) Bitcoin semakin menurun.
Analis di Cryptoquant dengan akun KriptoMevsimi tampaknya percaya bahwa penambang mungkin menyerah karena situasi sulit yang sedang berlangsung dari harga Bitcoin menurun, dan biaya serta kesulitan penambangan semakin tinggi.
"Saat ini, kesulitan dari harga Bitcoin sangat tinggi bagi para penambang, yang berarti biaya semakin tinggi dan melakukan bisnis di lingkungan seperti ini semakin sulit. Itu sebabnya penambang tidak bekerja dengan penuh. Jika mereka memiliki mesin penambangan generasi baru yang efisien, mereka menjalaninya, tetapi itu saja," dalam keterangannya.
Miners are going to capitulate again?
"Same setup according to the hash ribbon metric."
by @KriptoMevsimi
Link
— CryptoQuant.com (@cryptoquant_com) November 28, 2022
Di lain sisi, harga token Dogecoin terpantau melesat lebih dari 8% pada hari ini, ditopang oleh kabar adanya pembaharuan Twitter oleh Elon Musk.
Musk telah mengkonfirmasi jika dia bermaksud untuk mengintegrasikan pembayaran untuk Twitter 2.0, The Everything App. Kabar ini pun telah membuat harga Dogecoin, sempat melonjak hingga 19,4% pada perdagangan Senin kemarin.
Slides from my Twitter company talk pic.twitter.com/8LLXrwylta
— Elon Musk (@elonmusk) November 27, 2022
Meski tidak menyebut Dogecoin, tetapi setiap kali Musk men-tweet yang mengarah positif, Dogecoin selalu saja mengalami penguatan.
Hal ini karena Musk sendiri sudah dianggap sebagai 'Dogefather'. Apalagi, jika Musk benar-benar ingin mengintegrasikan Dogecoin sebagai salah satu alat pembayaran di Twitter, maka hal ini dapat menjadi prospek positif bagi Dogecoin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)