Credit Suisse: Mau Cuan? Investor Harus Pakai Strategi Ini

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Selasa, 29/11/2022 10:20 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tantangan perekonomian dunia akan terus berlanjut pada 2023 mendatang. Kondisi keuangan yang ketat akibat fundamental ekonomi makro dan geopolitik global masih terus berlanjut. Lonjakan inflasi menjadi faktor yang membayangi perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun depan.

Kepala Staf Investasi Global Credit Suisse Michael Strobaek mengatakan, investor sebaiknya mematuhi proses investasi yang kuat dan mendiversifikasi investasi secara luas. Tahun 2022 menghadirkan lingkungan yang sangat sulit bagi para investor. Inflasi menjadi perhatian memasuki tahun ini, dan permulaan perang di Ukraina mendorong tingkat harga naik lebih jauh.

"Jika tahun 2022 menghadapi investor dengan tantangan yang berat, tahun 2023 kemungkinan besar juga akan menantang," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa (29/11/2022).


Michael memaparkan, ancaman lonjakan inflasi diawali tanggapan bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam menaikan suku bunga acuannya. Kenaikan suku bunga telah menunjukkan tekad mereka untuk menurunkan inflasi dengan pengetatan kebijakan moneter secara agresif.

"Memang, mereka tidak akan mampu memperlambat laju kenaikan suku bunga sebelum realisasi inflasi terus turun," tuturnya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara Eropa sudah menunjukkan perlambatan. Bahkan, zona euro dan Inggris sudah cenderung tergelincir ke dalam resesi.

Ke depan, lanjutnya, pihaknya memperkirakan volatilitas pasar keuangan akan tetap tinggi karena risiko tetap ada dan kondisi keuangan global tetap ketat. Hal ini kemungkinan akan menciptakan hambatan yang berkelanjutan terhadap pertumbuhan dan, selanjutnya, aset berisiko.

"Namun demikian, investor dapat menemukan peluang, terutama di pendapatan tetap, seperti yang kami tunjukkan dalam Prospek Investasi tahun ini," ungkapnya.

"Saya percaya bahwa beberapa bulan terakhir telah dengan jelas menegaskan kembali pentingnya mematuhi prinsip-prinsip investasi yang kuat, mengikuti proses investasi yang ketat yang selaras dengan tujuan keuangan jangka panjang seseorang dan mencari diversifikasi yang luas, termasuk investasi alternatif," pungkasnya.


(rob/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?