Kapan Saham BUMN Karya Kembali Kasih Cuan Besar?

Putra, CNBC Indonesia
25 November 2022 08:40
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2022 belum menjadi tahun keberuntungan untuk saham-saham BUMN Karya. Ketika pasar saham domestik memberikan return positif, harga saham 4 perusahaan konstruksi pelat merah justru anjlok.

Sebagai informasi, Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) menguat 7,58% sepanjang tahun ini. Sementara itu saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP) turun 6,57%; PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) drop 16,29%; PT Adhi Karya Tbk (ADHI) melemah 18,15% dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ambrol 27,87% di secara year to date (ytd).

Ada beberapa faktor yang membuat kinerja saham-saham perusahaan konstruksi pemerintah tersebut mengalami pelemahan cukup signifikan. Pertama adalah kinerja keuangan yang berdarah-darah.

Dua BUMN Karya yaitu WIKA dan WSKT keduanya mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan. WIKA bahkan mencatatkan kerugian sebesar Rp 28 miliar dalam 9 bulan tahun ini. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya WIKA masih mencatatkan laba bersih senilai Rp 105 miliar.

Kemudian untuk kasus WSKT, laba bersihnya susut nyaris 100%. Bayangkan saja, laba bersih WSKT hingga September 2022 secara kumulatif hanya sebesar Rp 425 juta saja, padahal di periode yang sama sebelumnya mencapai Rp 174 miliar.

Padahal kedua BUMN Karya tersebut memiliki aset paling besar. Sebagai catatan total aset WIKA mencapai Rp 74,2 triliun sedangkan WSKT mencapai Rp 99,9 triliun.

Dengan total aset yang besar tersebut, ukuran laba bersih WIKA maupun WSKT sangatlah mini. Kendati laba bersih ADHI dan PTPP mencatatkan kenaikan laba bersih tetapi ukuran laba bersihnya masih tergolong mini jika dibandingkan dengan aset maupun tren historis sebelum pandemi Covid-19.

Faktor selanjutnya adalah soal utang yang menggunung di tengah kenaikan suku bunga. Untuk diketahui, rasio kewajiban terhadap modal dari empat BUMN Karya bahkan mencapai 4x dan kebanyakan BUMN Karya ini memiliki kewajiban jangka pendek yang lebih besar ketimbang jangka panjangnya.

Saham

Aset

Laba 9M22

Laba 9M21

%YoY

DER (X)

ADHI

37.7

21.0

17.0

23.5%

5.17

PTPP

58.1

141.0

129.4

9.0%

2.95

WIKA

74.2

- 28.0

104.9

-126.7%

3.26

WSKT

99.9

0.4

174.4

-99.8%

4.71

Sumber : Laporan Keuangan, aset dalam satuan Rp triliun, laba bersih dalam satuan Rp miliar.

Sebenarnya sebelum Covid-19 melanda, terutama sejak 2018 dan 2019, saham-saham BUMN Karya bisa dipastikan menguat ketika masuk bulan Desember dan terimbas dengan adanya sentimen window dressing.

Rata-rata kenaikan harga saham 4 BUMN Karya pada 2018 mencapai 4,1% pada 2018 dan mencapai 15,7% pada 2019. Tentu saja ini angka yang lumayan.

Untuk kasus 2020, kenaikan signifikan harga saham BUMN Karya yang mencapai nyaris 38% karena sudah anjlok tajam dan mencapai bottom. Namun di tahun 2021, harga saham BUMN Karya tersebut anjlok lebih dari 5% di bulan Desember.

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Untuk Desember tahun ini, setidaknya ada dua katalis positif yang diharapkan dapat mendongkrak kinerja saham BUMN Karya. Pertama adalah proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang akan dikebut besar-besaran pembangunan fisiknya mulai pada awal 2023.

Faktor kedua adalah program Penyertaan Modal Negara (PMN). Untuk diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah menggelontorkan PMN kepada WSKT sebesar Rp 3 triliun untuk percepatan perbaikan keuangan dan berencana melakukan aksi korporasi berupa right issue pada Desember nanti.


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular