Top Gainers-Losers

Saham Ini Berikan Cuan Dalam Sehari Saja

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
22 November 2022 06:25
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Senin (21/11/2022), di tengah ketidakpastian tentang kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,27% ke posisi 7.063,25. Meski melemah, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 7.000 kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 9 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 263 saham menguat, 251 saham melemah, dan 194 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 151,26 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Saat IHSG ditutup melemah, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten tekstil dan garmen yakni PT Trisula International Tbk (TRIS) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham TRIS ditutup meroket 31,87% ke posisi harga Rp 240/saham.

Nilai transaksi saham TRIS pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 13,78 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 61,38 juta lembar saham. Investor asing pun memburunya sebesar Rp 384.200 di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan sejak 14 November hingga kemarin, saham TRIS mencatatkan penguatan sebanyak 2 kali, melemah sebanyak 3 kali, dan stagnan sekali.

Dalam sepekan terakhir dan sebulan terakhir, saham TRIS tercatat melesat hingga 54,84%.

Kenaikan saham TRIS dipicu oleh laporan bahwa TRIS berhasil mencatatkan penjualan dari pasar ekspor. Pada kuartal III-2022, penjualan ekspor TRIS mencapai Rp 711,92 miliar.

Ekspor Perseroan ke negara-negara tujuan diantaranya AS, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Jepang yang tercatat meningkat 45% (year-on-year/yoy). Adapun total penjualan domestik hanya menyumbang sebesar Rp 332,49 miliar atau meningkat 19% (yoy).

Sesuai laporan keuangan yang diterbitkan Perseroan, sampai dengan kuartal IIII-2022, TRIS membukukan laba bersih senilai Rp 27,91 miliar, naik hingga 590% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 4,04 miliar. Sementara penjualan TRIS tercatat sebesar Rp 1,04 triliun pada kuartal III-2022.

Peningkatan kinerja penjualan baik untuk pasar ekspor maupun domestik semakin memberikan optimisme bagi perusahaan.

Untuk diketahui, TRIS memiliki pasar ekspor yang kuat termasuk dalam pengadaan garmen untuk merek ritel internasional dan pengadaan seragam di institusi penerbangan (airlines), perhotelan, rumah sakit dan pelayanan publik (seperti pemadam kebakaran).

Di saat IHSG berakhir di zona merah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten bank digital berkapitalisasi pasar terbesar yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) memimpin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham ARTO ditutup ambles 6,94% ke posisi harga Rp 5.700/saham.

Nilai transaksi saham ARTO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 72,57 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 12,54 juta lembar saham. Asing melepas saham ARTO sebesar Rp 13,16 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 14 November hingga kemarin, saham ARTO baru mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali dan melemah sebanyak 2 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham ARTO melemah 0,44%, sedangkan dalam sebulan terakhir saham ARTO masih menguat 3,64%.

Seperti diketahui, saham Bank Jago sempat mencapai posisi tertinggi di Rp 19.000/saham pada 21 Januari 2022. Namun kini, saham ARTO diperdagangan di level 5.700, terkoreksi cukup besar dari posisinya pada Januari lalu.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham ARTO. Namun jika melihat kinerja keuangannya, ARTO mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp7,28 triliun pada akhir September 2022, tumbuh 186% (yoy). Dari total DPK, produk CASA mendominasi hingga 71% dengan nilai Rp 5,14 triliun.

Hal ini didorong oleh peningkatan jumlah nasabah sebanyak 3 kali lipat, dari 1,4 juta nasabah pada akhir 2021 menjadi 4,2 juta pada akhir September 2022.

Dari sisi aset, Bank Jago mencatatkan outstanding kredit sebesar Rp 8,16 triliun meningkat 119% (yoy).

Pertumbuhan cepat ini didukung oleh pertambahan mitra Bank Jago dalam partnership lending, yaitu kerja sama penyaluran kredit dengan berbagai ekosistem. Hingga akhir September 2022, Bank Jago telah menggandeng 32 institusi dalam partnership lending.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular