Kehabisan Bensin, Harga Emas Melemah Tiga Hari Beruntun
Jakarta, CNBC Indonesia - Sinar emas meredup dengan cepat. Pada perdagangan Jumat (18/11/2022) pukul 06: 20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.760,56 per troy ons. Harga emas melemah 0,02%.
Pelemahan hari ini memperpanjang tren negatif emas yang sudah melandai sejak Rabu (16/11/2022) atau dalam tiga hari terakhir.
Pada perdagangan Kamis (17/11/2022), harga emas juga melemah 0,73% ke posisi US$ 1.760,87 per troy ons. Dalam tiga hari, emas sudah anjlok 1%. Padahal, harganya terus menguat pada 10-15 November.
Dalam sepekan, harga emas sudah melandai 0,58% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih meningkat 6,6% sementara dalam setahun ambruk 5,3%.
Analis CMC Markets, Michael Hewson, mengatakan pelemahan emas menunjukkan pergerakan emas kembali mengikuti dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS menguat seperti tercermin dalam indeks dolar yang naik ke posisi 106,69 kemarin, posisi terkuat dalam tiga hari terakhir.
Emas sempat menguat 10-15 November karena perang Rusia-Ukraina memanas. Kondisi tersebut membuat dampak dolar AS ke pergerakan emas sedikit diredam.
"Emas sepertinya mulai kehabiaan bensin karena dolar AS kembali menguat. Emas bisa terus melemah ke level US$ 1.730 per troy ons," tutur Hewson, dikutip dari Reuters.
Analis City Index, Matt Simpson, menjelaskan pelemahan emas juga terimbas dari pernyataan pejabat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Gubernur Fed San Francisco Mary Daly mengingatkan pelonggaran suku bunga belum menjadi agenda The Fed. The Fed masih akan mengerek suku bunga hingga ke kisaran 4,75-5,25%.
Kenaikan suku bunga AS akan terus melambungkan dolar AS sehingga emas kurang menarik karena emas semakin mahal.
"Kinerja emas sangat luar biasa sejauh ini tetapi sangat kesulitan untuk menembus US$ 1.790 karena dampak dolar AS," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESI
(mae/mae)