
Suku Bunga Acuan BI Sudah 5,25%, Kapan Berhenti Naiknya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menunjukkan agresivitas dalam kebijakan kenaikan suku bunga acuan sejak beberapa bulan terakhir. Kini suku bunga acuan menjadi 5,25%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 4,50%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6%.
Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 125 bps hanya dalam waktu tiga bulan, masing-masing sebesar 25 bps pada Agustus, 50 bps pada September, dan 50 bps pada Oktober.
Pada Oktober 2022, posisi suku bunga acuan BI berada di 4,75% sementara suku bunga Deposit Facility sebesar 4,00%, dan suku bunga Lending Facility ada di 5,50%.
Kapan arah kebijakan agresif ini berakhir?
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan kenaikan suku bunga acuan ditempuh sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023.
Kemudian juga memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.
Hal ini akan berakhir ketika sasaran tersebut sudah tercapai.
"Peak-nya inflasi inti triwulan I dan kami mencoba front loaded tidak menunggu triwulan I, jadi bisa lebih cepat," kata Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (17/11/2022).
Inflasi inti diakui Perry masih berpotensi naik ke depannya. Pada akhir tahun ini diperkirakan mencapai sekitar 3,5%. Kemudian pada kuartal I-2023 inflasi inti bisa menyentuh 3,7%. Perry memastikan inflasi inti tidak akan menembus level 4%.
"Inflasi inti diharapkan akan lebih rendah dari perkiraan," terang Perry.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%