Saham Batubara Longsor Berjamaah, Emiten Ini Paling Boncos

Ayyi Hidayah, CNBC Indonesia
15 November 2022 16:20
Pekerja melakukan bongkar muat di kapal tongkang bermuatan batubara dari Kalimantan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat di kapal tongkang bermuatan batubara dari Kalimantan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja saham perusahaan tercatat (emiten) batubara terus melorot pasca Pemerintah Indonesia sudah bulat untuk menyuntik mati penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara.

Mengutip data RTI per Selasa (15/11/2022), saham PT Indika Energy Tbk (INDY) telah merosot 33,33% selama 11 hari perdagangan ke belakang. Penurunan ini bisa dibilang menjadi yang terdalam dibanding perusahaan lainnya. Sementara saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah jebol 29,27% dalam 10 hari perdagangan terakhir.

Tak berbeda jauh, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga longsor 27,13% pada 9 hari perdagangan ke belakang. Sedangkan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga anjlok 26,80% selama 12 hari perdagangan terakhir.

Lalu saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) telah jeblok sebanyak 23,31% dalam 11 hari perdagangan terakhir. Kemudian saham PT United Tractors Tbk (UNTR) juga terkoreksi 23,54% dalam 14 hari perdagangan terakhir.

Emiten batubara lainnya yang juga terdampak adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang sahamnya melemah 19,52% selama 10 hari perdagangan terakhir. Lalu saham PT Bayan Resources Tbk juga turun 6,24% dalam 12 hari perdagangan terakhir.

Penurunan berjamaah ini juga berlangsung di tengah harga batubara yang sejatinya tengah bagus pasca pandemi. Menariknya jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, harga batu bara masih meningkat lebih dari 2x.

Namun jika dibandingkan dengan level ATH, harga batu bara sudah tergerus hampir 38%.

Di sisi lain, kendati membutuhkan dana yang besar, saat ini pemerintah sedang menyelesaikan negosiasi dengan International Partners Group yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk program Just Energy Transition Partnership (JETP) sebagai dukungan dari pendanaan transisi energi di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya di Acara O20 dan Climate Actions, Bali, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sudah mengidentifikasi transisi energi yang adil dan terjangkau dari batu baru ke energi bersih yang di dorong oleh mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan.

Presiden Joko Widodo lewat Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 tahun 2022 secara tegas mengultimatum percepatan transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu poin utamanya adalah moratorium pembangunan PLTU baru dan upaya memensiunkan dini sejumlah PLTU eksisting.

Agresivitas pemerintah terlihat dari pernyataan Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang beberapa waktu lalu juga menyebutkan tahun ini pemerintah akan memensiunkan dua sampai tiga PLTU. Menteri Arifin menambahkan, pensiun PLTU akan dilakukan secara bertahap karena masih akan ada pertumbuhan energi fosil hingga akhir dekade ini.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Titah Luhut Bikin Saham Indo Tambangraya (ITMG) Babak Belur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular