Ambruk 1,4%, IHSG Resmi Keluar dari Zona 7K

Putra, CNBC Indonesia
10 November 2022 15:53
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles pada penutupan perdagangan Kamis (10/11/2022), di tengah memburuknya pasar saham global di tengah pemilihan paruh waktu Kongres Amerika Serikat (AS).

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambruk 1,46% ke level 6.966,83 pada penutupan perdagangan hari ini. IHSG lagi-lagi keluar dari zona psikologis 7.000. Nilai transaksi IHSG pada hari ini sudah mencapai sekitar Rp 12,8 triliun.

Di AS, sedang dilakukan Pemilu sela Kongres AS yang biasanya digelar setiap dua tahun dan jatuh tempo di tengah masa jabatan penuh Presiden AS selama empat tahun. Dalam bahasa Inggris, ini dikenal sebagai 'midterm election'.

Pemilu ini membuat pelaku pasar khawatir. Alhasil, Wall Street pun merosot pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Saat ini Partai Republik diperkirakan akan menguasai mayoritas kursi DPR AS. Hal ini tentunya bisa menghambat kebijakan-kebijakan yang akan diambil Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.

Hingga saat ini, Partai Republik sudah memperoleh 207 dari 435 kursi DPR. Sementara Partai Demokrat 184 kursi. Diperlukan 218 kursi untuk menjadi mayoritas di DPR AS.

Jika Partai Republik berhasil menguasai DPR, maka pelaku pasar akan menghadapigridlock, dan risiko lolosnya rancangan undang-undang yang dibuat Pemerintah Joe Biden bisa banyak yang mental.

Yang paling dekat adalah pembahasan rancangan APBN. Masalah klasik di AS ketiga DPR dikuasi partai oposisi. Pembahasan rancangan APBN kerap kali buntu yang membuat pemerintahan AS sering mengalamishutdownatau penutupan sebagian layanan akibat tidak adanya anggaran.

Pasar pun merespon negatif, Wall Street langsung merosot setelah sebelumnya mampu mencatat penguatan 3 hari beruntun.

Selain itu, rilis data inflasi AS malam ini waktu Indonesia juga menjadi perhatian. Hasil pollingReutersmenunjukkan inflasi Oktober turun menjadi 8% (year-on-year/yoy), dari bulan sebelumnya 8,2% (yoy). Sementara inflasi inti turun menjadi 6,5% dari sebelumnya 6,6%.

Jika terelisasi, inflasi akan turun dalam 5 bulan beruntun dan inflasi inti turun untuk pertama kalinya setelah naik 3 bulan beruntun.

Rilis data yang lebih rendah dari prediksi tentunya akan menguatkan harapan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya dan membuat indeks dolar AS kembali terpuruk.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular