
IHSG Jebol, Saham Pemain Besar Batu Bara Diobral!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jebol. Hingga pukul 10.04, indeks masih mengalami penurunan 1,03% ke level 6.997.
Di balik penurunan tersebut, saham batu bara banyak diobral. Beberapa pemain besar di industri ini bahkan masuk jajaran top losers.
Berikut daftarnya.
- INDY turun 5,23% ke Rp 2.720/saham. Nilai transaksi Rp 50 miliar dengan volum 18,7 juta saham dan frekuensi 3.319 kali.
- UNTR turun 4,44% ke level Rp 29.625/saham. Nilai transaksi Rp 86,6 miliar dengan volume 2,9 juta saham dan frekuensi 3,784 kali.
- PTBA turun 3,83% ke level Rp 3.510/saham. Nilai transaksi Rp 142,4 miliar dengan volume 40,6 juta saham dan frekuensi 3,784 kali.
- ADRO turun 2,75% ke level Rp 3.530/saham. Nilai transaksi Rp 266,7 miliar dengan volume 75,9 juta saham dan frekuensi 3,784 kali.
- ITMG turun 2,74% ke level Rp 40.775/saham. Nilai transaksi Rp 244,7 miliar dengan volume 6,1 juta saham dan frekuensi 7.782 kali.
Harga Batu Bara Ambrol
Harga batu bara terus masih betah berkutat di zona merah. Pada perdagangan Rabu (9/11/2022), harga batu bara kontrak Desember di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 300,15 per ton. Harga pasir hitam ambruk 7,2% dibandingkan hari sebelumnya.
Jika dihitung dalam sehari, penurunan sebesar 7,2% adalah yang terbesar sejak 5 Juli 2022 di mana 18 Juli 2022 di mana harga batu bara ambruk 8% sehari. Sementara itu, jika dihitung dari puncak harga sepanjang masa yang tercatat pada 5 September lalu (US$ 463,75 per ton) maka harga pasir hitam sudah ambruk 35,3%.
Harga batu bara pada penutupan perdagangan kemarin juga menjadi yang terendah sejak 2 Mei 2022 atau tujuh bulan terakhir. Pelemahan harga tersebut memperpanjang tren negatif yang sudah berlangsung sejak Kamis pekan lalu atau lima hari terakhir.
Dalam sepekan, harga batu bara juga sudah ambruk 17,2 % secara point to point. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara sudah jeblok 21,1% sementara dalam setahun masih melonjak 88,5%.
Harga batu bara terus melandai dalam lima hari terakhir setelah dikepung sejumlah sentimen negatif mulai dari perlambatan ekonomi China, pelemahan harga gas, hingga proyeksi cuaca musim dingin Eropa yang akan lebih hangat.
Kembali meledaknya kasus Covid-19 di China membuat Beijing memperketat mobilitas di sejumlah wilayah. Kondisi ini diperkirakan akan berimbas besar kepada aktivitas ekonomi dan permintaan batu bara.
(dhf/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batu Bara Rekor Terendah, Sahamnya Kompak Mepet ARB!