Analisis Teknikal

Pemilu AS Bikin Wall Street Rontok, Awas IHSG Menyusul!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 10/11/2022 08:15 WIB
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menguat 0,28% ke 7.037,307 Rabu kemarin, tetapi ada risiko berbalik melemah lagi pada perdagangan Kamis (10/11/2022). Penyebabnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang merosot lebih dari 2% pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Sebagai kiblat bursa saham dunia, jebloknya Wall Street tentunya memberikan sentimen negatif ke pasar Asia, termasuk IHSG.

Investor menanti hasil pemilu sela di Amerika Serikat, saat ini Partai Republik diperkirakan akan menguasai mayoritas kursi DPR. Hal ini tentunya bisa menghambat kebijakan-kebijakan yang akan diambil Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.


Selain itu, rilis data inflasi AS malam ini juga menjadi perhatian. Hasil polling Reuters menunjukkan inflasi Oktober turun menjadi 8% (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya 8,2% (yoy). Sementara inflasi inti turun menjadi 6,5% dari sebelumnya 6,6%.

Jika terealisasi, inflasi akan turun dalam 5 bulan beruntun dan inflasi inti turun untuk pertama kalinya setelah naik 3 bulan beruntun. Rilis data yang lebih rendah dari prediksi tentunya akan menguatkan harapan The Fed akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya, dan membuat indeks dolar AS kembali terpuruk.


Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan melihat IHSG belum menunjukkan pergerakan signifikan Rabu kemarin.

IHSG masih bergerak di atas Bullish Trendline yang dibentuk sejak pertengahan Mei lalu. Meski demikian pelemahan kemarin menunjukkan masih sulit terus melaju kencang selama tertahan oleh rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) di kisaran 7080 - 7.100.

Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Selama tertahan di bawah MA 50, IHSG berisiko mengalami penurunan. Apalagi, melihat indikator Stochastic pada grafik harian yang baru keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam, yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian, sudah turun meski masih belum masuk wilayah oversold.

IHSG kini berada di support kisaran kisaran 7.050 - 7.030, jika ditembus ada risiko IHSG turun menguji level psikologis 7.000. Tekanan akan lebih besar jika IHSG menembus dan tertahan di bawah level psikologis tersebut. 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas