Rupiah Gaspol 3 Hari Beruntun! Jadi Juara 3 di Asia
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Rabu (09/11/2022), seiring dengan melemahnya indeks dolar AS di pasar spot. Dengan begitu, rupiah telah menguat selama tiga hari beruntun.
Mengacu pada data Refinitiv, Mata Uang Garuda menguat pada pembukaan perdagangan sebesar 0,29% ke Rp 15.650/US$. Kemudian, rupiah melanjutkan penguatannya menjadi 0,31% ke Rp 15.646/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Wajar saja jika rupiah berhasil menguat, sebab indeks dolar AS terpantau melemah 0,05% ke posisi 109,58. Semakin menjauhi rekor tertingginya selama dua puluh tahun di 114,7.
Dari Tanah Air, rilis data ekonomi cukup bervariatif. Pada Selasa (9/11), Bank Indonesia (BI) merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Oktober 2022 yang berada di 120,3, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di 117,2. IKK yang berada di atas 100 mengindikasikan bahwa masyarakat optimis terhadap kondisi ekonomi. Kenaikan pada IKK terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, kelompok usia, serta kategori Pendidikan dari responden.
Meningkatnya IKK tersebut dipicu oleh peningkatan keyakinan konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) terindikasi meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada indeks pembeliandurable goods. Sementara dari sisi Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), peningkatan terutama terjadi pada ekspektasi kegiatan usaha.
Sementara, angka penjualan ritel per September 2022 menjadi 4,56% secara tahunan (yoy). Tetap kuatnya penjualan eceran didukung oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, Minuman, dan Tembakau serta perbaikan pada kelompok Perlengkapan Rumah Tangga di tengah melambatnya pertumbuhan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Subkelompok Sandang.
Kinerja penjualan eceran pada Oktober 2022 diprediksikan masih akan tumbuh positif ke 4,51% secara yoy.
Di sisi lainnya, tekanan inflasi pada Desember 2022 dan Maret 2023 diperkirakan akan meningkat. Hal tersebut didorong oleh kenaikan harga bahan baku serta kenaikan permintaan karena akan menghadapi Natal.
Di Asia, mayoritas mata uang di Asia menguat, di mana hanya rupee India dan dolar Singapura yang terkoreksi di hadapan si greenback.
Baht Thailand dan ringgit Malaysia menjadi mata uang berkinerja terbaik hari ini, di mana berhasil terapresiasi paling tajam yang masing-masing sebesar 0,43% dan 0,38%. Disusul oleh rupiah yang menguat 0,31% di hadapan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)