
Ssstt...Emiten Crazy Rich Sumut STAA Mau Ekspansi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) milik 'crazy rich' asal Sumatera Utara mulai melakukan ekspansi hilirisasi sawit.
Edward Wijaya selaku Head of Investor Relation STAA mengatakan selama ini perseroan sudah fokus pada operasi di hulu.
"Maka kedepannya fokus kami selanjutnya adalah untuk pengembangan di sektor hilir. Untuk itu, demi menjalankan komitmen ini, kami sudah melakukan beberapa praktik hilirisasi di industri pabrik pengolahan inti sawit, pabrik ekstraksi ampas inti sawit, hingga membangun pabrik downstream," kata Edward dalam keterangan resmi, Rabu (9/11/2022).
Kebijakan pemerintah mengenai dorongan ekspor hasil turunan produksi minyak sawit ini cukup berdampak positif bagi pemain minyak sawit di Indonesia karena nilai value-added yang dimilikinya dapat digunakan untuk berbagai macam bahan utama kebutuhan sehari-hari seperti produk kosmetik, bahan makanan, sabun, dan lain-lainnya. Hal ini dapat menambah marjin yang cukup signifikan kepada Perseroan karena market demand yang selalu meningkat karena jumlah populasi yang juga seiringnya bertambah.
Atas rencana ini, Perseroan juga telah menjajaki pembicaraan dengan para calon mitra strategis dalam pengembangan industri hilir produk sawit secara global. Sebagai catatan, berdasarkan laporan keungan Q2-2022, beberapa klien besar STAA dengan penjualan di atas 10% dari pendapatan di antaranya PT Musim Mas, PT Pelita Agung Agrindustri, Grup Wilmar (PT Multimas Nabati Asahan dan PT Wilmar Nabati Indonesia), dan Cargill International Trading Pte Ltd.
Edward menjelaskan bahwa Perusahaan akan fokus pada pengembangan nilai tambah produk-produk melalui hilirisasi dan diversifikasi basis pelanggan, selain tetap secara konsistenterus mengembangkan dan memperluas lahan kebun sawit melalui akuisisi strategis. Oleh karena itu, kebutuhan hingga hilirisasi harus tetap terpenuhi dari sisi hulunya. Dengan rencana pertumbuhan hilirisasi, STAA juga sudah mengantisipasinya dengan ekspansi disisi upstream-nya.
"Akuisisi ini sejalan dengan salah satu strategi bisnis kami yang sudah disampaikan kepada investor publik pada saat Perseroan melakukan pencatatansaham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Maret lalu," tegas Edward.
Perusahaan menargetkan mampu memiliki dan mengelola sekitar 60.000 Ha kebun sawit dalam kurun waktu 3 tahun ke depan. Saat ini, perseroan memiliki 15 perkebunan sawit dengan total luas lahan mencapai 48.100 Ha.
"Kami memprioritaskan ekspansi bisnis melalui skema akuisisi strategis dengan mengakuisisi perkebunan yang sudah ada sehingga tidak perlu membuka lahan baru. Strategi ini mampu mengembangkan bisnis kami yang mempunyai visi berkelanjutan," kata Edward.
STAA resmi tercatat (listing) di BEI pada 10 Maret 2022 dengan harga perdana Rp 600/saham dan mengantongi dana IPO Rp 526,24 miliar. Seluruh dana hasil IPO ini akan digunakan untuk belanja modal (capex) yang sebagian besar ditujukan untuk pembangunan industri hilir anak usaha PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF) di atas lahan 42,6 Ha.
Secara rinci, dana IPO akan digunakan untuk membangun refinery berkapasitas 2.000 MT CPO/hari, pembangunan fasilitas dermaga dan pembangunan tangki timbun berkapasitas 64.000 MT dengan target selesai di akhir tahun 2023
(tep/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Emiten 'Crazy Rich' Medan Bakal Bagi Dividen Rp109 M