
PTBA Blak-Blakan PLTU Pelabuhan Ratu, Ada Skema Joint Venture

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengalihan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pelabuhan Ratu milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih menjadi perbincangan hangat. Direktur Keuangan PTBA Farida Thamrin pun angkat bicara terkait rencana ini.
Ia menjelaskan, PLN memiliki sejumlah anak usaha. PTBA juga sudah beberapa kali mendirikan anak usaha yang juga bergerak di sektor pembangkit listrik.
Jadi, pengalihan PLTU pelabuhan ratu nanti rencananya menggunakan skema pembentukan joint venture (JV) antara anak usaha PLN dan anak usaha PTBA. "Nanti akan membentuk JV bersama anak usaha PLN dan PTBA," terang Farida dalam sebuah siaran di Youtube dikutip Jumat (4/11/2022).
Nah, karena perusahaan patungan, maka ada setoran modal yang perlu disuntik. Saat inilah penyertaan modal dari PTBA dalam bentuk ekuitas masuk. "Duit PTBA hanya bagian dari equity, ada anak perusahaan PLN yang masuk dari situ," imbuhnya.
JV terbentuk, barulah masuk ke soal pendanaan dari pihak ketiga. Pendanaannya ini pun rencananya kombinasi antara pinjaman konvensional dan 'green loan'. Pinjaman bersifat hijau diperlukan karena memiliki bunga yang lebih rendah, sehingga cocok untuk mengkompensasi bunga pinjaman konvensional yang relatif lebih tinggi.
Namun, lanjut Farida, rencana dan skema itu masih dalam tahap due dilligence. "Ibarat langkah, ini baru satu setengah langkah, jadi masih panjang. Yang terang, semua aspek dipertimbangkan, termasuk aspek komersial, harus memberikan benefit ke PTBA," tegas Farida.
Yang terang, dengan skema yang tengah disiapkan, hal itu tidak akan mengganggu ketersediaan kas hingga dividen PTBA. "Cash, dividen aman, terlebih dengan harga batu bara sekarang ini, kami proyeksi cash akan bertambah hingga akhir tahun," jelas Farida.
Richard Suherman, analis Maybank Sekuritas Indonesia dalam risetnya menyebut, rencana PTBA untuk mengakuisisi pembangkit tersebut masih di tahap awal. Namun, manajemen PTBA telah meyakinkan pasar bahwa transaksi tersebut tidak akan memengaruhi kemampuan PTBA dalam membayar dividen.
PTBA juga sudah memberi petunjuk bawah pihaknya tidak akan mengambil 100% kepemilikan dalam PLTU Pelabuhan Ratu yang kemungkinan besar joint venture.
"Transaksi tersebut akan menggunakan campuran metode pendanaan untuk menjaga biaya pendanaan agar tetap rendah dan memastikan IRR (red-internal rate return) yang diinginkan," tutur Richard.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham PTBA Ngegas, Volume Transaksi Rp 174 M, Pepet BUMI!