
Waspada Inggris Resesi Panjang! Nikkei Jepang Anjlok 2%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia jeblok lagi pada perdagangan Jumat (4/11/2022). Semakin meningkatnya risiko resesi membuat sentimen pelaku pasar memburuk.
Indeks Nikkei Jepang merosot 2%, disusul indeks Topix yang jeblok 1,5%, kemudian Kospi Korea Selatan turun 0,4%. Indeks Shanghai Composite China melemah tipis saja, sementara Hang Seng Hong Kong dan Straits Times Singapura masih mampu menguat di pembukaan perdagangan.
Kabar kurang sedap datang dari Inggris yang diperkirakan bakal mengalami resesi panjang. Prediksi tersebut diungkapkan langsung oleh bank sentral Inggris (Bank of England/BoE).
BoE Kamis kemarin menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3%. Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar dalam 33 tahun terakhir.
Meski sangat agresif, nyatanya BoE mengindikasikan suku bunga ke depannya tidak akan setinggi yang diperkirakan pasar.
"Mayoritas anggota Komite menilai, jika perekonomian berkembang secara luas sejalan dengan proyeksi Laporan Kebijakan Moneter terbaru, kenaikan suku bunga selanjutnya masih akan diperlukan utuk mengembalikan inflasi ke target, meski puncaknya akan lebih rendah dari yang pasar finansial perkirakan," tulis BoE sebagaimana dilansir CNBC International.
BoE juga memperingatkan Inggris akan mengalami resesi terpanjang dalam sejarah, yang diperkirakan bisa berlangsung hingga 2024.
Tingkat pengangguran diprediksi akan naik dua kali lipat menjadi 6,5% selama dua tahun ke depan, saat perekonomian merosot.
"Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan terus merosot selama 2023 dan berlanjut hingga semester I-2024 akibat tingginya harga energi dan pengetatan kondisi finansial akan membebani belanja rumah tangga," kata BoE.
Perekonomian Inggris akan mengalami resesi terpanjang dalam sejarah, tetapi bukan yang terdalam. Itu terjadi ketika suku bunga yang diproyeksikan lebih rendah dari ekspektasi pasar, apalagi lebih tinggi lagi, maka perekonomian Inggris bisa saja mengalami resesi terpanjang dan terdalam sepanjang sejarah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemarin Ambruk Berjamaah, Hari Ini Bursa Asia Dibuka Beragam
