
Fokus Digitalisasi, KB Bukopin Tutup Beberapa Cabangnya

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) fokus melakukan transformasi digital dan ikut beradaptasi dengan melakukan penutupan kantor cabang. Dalam keterangan resminya, Bukopin menjelaskan pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku transaksional nasabah dari sistem konvensional menjadi digital.
Perbankan tanah air pun, termasuk Bukopin, harus mampu beradaptasi dengan merubah pola bisnis yang ada, termasuk kantor cabang sebagai instrumen pengembangan bisnis perbankan menjadi lebih terdigitalisasi.
"Sehingga alokasi biaya pengembangan jaringan cabang dapat teroptimalisasi ke dalam bentuk lain melalui pengembangan teknologi produk dan layanan yang dapat menjawab seluruh kebutuhan nasabah atas perubahan perilaku transaksional tersebut," tulis Bukopin dalam keterangan resmi, Kamis (3/11/2022).
Artinya, Bank tetap memperkuat layanan cabang yang ada, namun dengan mentransformasi menjadi digital maupun smart branches, karena keberadaan kantor cabang perbankan secara fisik masih dibutuhkan oleh Bank untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin mendapat layanan keuangan yang khusus.
Bagi Perbankan, hubungan antara Bank dan nasabah harus senantiasa dijaga melalui pertemuan secara fisik maupun non fisik. Dengan kata lain, digitalisasi memang perlu diadaptasi dan diimplementasikan.
"Maka untuk mendukung seluruh proses adaptasi sistem perbankan yang komprehensif, pihak-pihak yang memiliki informasi dan keilmuan seputar perkembangan digital perbankan juga harus bisa berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat untuk membangun dan memperkuat industri perbankan di tanah air di era digital saat ini," lanjut Bukopin.
Sebagai informasi, digitalisasi kantor cabang sedianya sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Berdasarkan data OJK, pada 2015 merupakan puncak tertinggi jumlah kantor cabang mencapai 32.953. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan angka per Juni 2022 yang hanya mencapai 25.641 unit.
Itu artinya, jumlah kantor cabang yang ada kini berkurang 7.312 unit atau 22,19% dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jaringan Perusahaan Korsel di RI Jadi Potensi KB Bukopin