
Emiten Entitas Anak BUMN Jadi Saham Tercuan, KRAS Terboncos!

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini, Selasa (1/11/2022).
1. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), turun -6,91%, ke Rp 350/unit
2. PT Panin Financial Tbk (PNLF), turun -6,3%, ke Rp 595/unit
3. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), turun -5,67%, ke Rp 2.660/unit
4. PT Darma Henwa Tbk (DEWA), turun -4,92%, ke Rp 58/unit
5. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), turun -4,49%, ke Rp 1.490/unit
Saham Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menjadi emiten yang bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 23,53 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 66,33 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham KRAS bergerak di rentang Rp 350-376/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham KRAS mencapai Rp 6,77 triliun.
Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 24 Oktober hingga Senin (31/10/2022), saham KRAS tercatat 3 kali merah, dan 3 kali menghijau. Dengan ini, saham KRAS sudah turun 8,38% sepekan dan melemah 12,94% sebulan terakhir.
Sebagai gambaran, emiten baja BUMN ini membukukan kinerja ciamik per semester pertama 2022. Dari sisi pendapatan, Krakatau Steel juga mencatatkan pertumbuhan 27% menjadi US$ 1,34 miliar atau setara Rp 19,88 triliun.
Sementara dari sisiĀ bottomline, KRAS membukukan laba sebesar US 78,65 juta atau setara dengan Rp 1,17 triliun selama enam bulan pertama 2022.
Cemerlangnya kinerja di lanjut pada kuartal III-2022, KRAS berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,22 triliun.
Di sisi lain KRAS telah merumuskan sejumlah strategi guna menggenjot kinerja tahun ini. Pertama, bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), BUMN-BUMN Karya maupun Engineering, Procurement & Construction (EPC) swasta dalam rangka mendukung proyek - proyek strategis nasional, khususnya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Kedua, mendukung langkah pemerintah dalam penerapan program tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atas barang dan subtitusi impor baja sebesar 35% pada tahun 2022 melalui pembangunan fasilitas produksi hot strip mill (HSM) 2 dengan kapasitas tahap awal produksi HRC sebesar 1,5 juta ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)