
Pendapatan Rp 30 T, Ini Kinerja Chandra Asri (TPIA) Q3-2022

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat kerugian bersih setelah pajak US$ 111,1 juta atau setara sekitar Rp 1,72 triliun jika menggunakan asumsi kurs kisaran Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi ini berbanding terbalik ketika TPIA masih membukukan laba setelah pajak US$ 166,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan keterangan resmi, Senin (31/10/2022), entitas usaha milik Grup Barito itu sejatinya mencatat pendapatan US$ 1,95 miliar atau setara sekitar Rp 30,22 triliun. Angka ini naik 3,5% secara tahunan dari sebelumnya US$ 1,88 miliar pada kuartal III-2022.
Namun, TPIA terbebani bahan baku. Harga bahan baku rata-rata Naptha yang menjadi bahan baku produk perusahaan mencapai US$ 851 per ton sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, naik 37,48% dari sebelumnya US$ 619 per ton.
Kenaikan itu sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah brent sebesar 51% secara tahunan menjadi US$ 102 per barel selama 9M 2022.
Alhasil, beban pokok pendapatan meningkat 24.3% secara tahunan menjadi US$ 1,96 miliar dari sebelumnya US$ 1,57 miliar pada sembilan bulan pertama tahun lalu.
Kondisi tersebut yang membuat TPIA berbalik rugi. Meski begitu, perusahaan masih mencatat EBITDA sebesar US$ 11,1 juta, dari sebelumnya negatif US$ 96,5 juta.
(dhf/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Chandra Asri Borong Saham TPIA 400 Ribu Lembar