Ternyata! Ini 'Hantu' yang Paling Ditakutin Geng MH Thamrin
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai bank sentral yang memiliki mandat untuk menjaga rupiah tetap stabil dan inflasi terjaga di level yang sehat.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menegaskan bahwa bank sentral akan mengedepankan kebijakan yang tepat sesuai dengan masalahnya. Salah satu yang tengah disoroti BI dalam hal ini adalah masalah inflasi.
Ketika BI menaikkan suku bunga sebagai salah satu cara meredam inflasi, Dody memastikan pihaknya melihat potensi kenaikan permintaan.
Dia memastikan BI tidak menaikkan suku bunga bukan sebatas karena sebatas pasokan pangan mengalami gangguan.
"Mobilitas sekarang tidak ada restriksi lagi, di mall-mall sudah penuh. Bahkan yang travel sudah banyak. Sekarang ini adalah demand-nya sudah meningkat," ujar Dody dalam acara GNPIP Sulawesi Tengah, Senin (31/10/2022).
"Kalau kami yang kami takutkan adalah inflasi ekspektasi. Inflasi yang dibentuk mayarakat besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan. Ekspektasi paling bahaya kalau kita tidak atasi secara cepat," sambung Dody.
Pasalnya, BI melihat inflasi yang bersifat temporer karena harga yang naik akibat pasokan, kalau tidak diatasi segera itu akan membentuk ekspektasi harga pangan yang akan naik terus ke depannya.
"Oleh karena itu, menjadi penting bagi BI selalu perangi masalah ekspektasi."
Tindakan ini dilakukan juga oleh semua bank sentral di seluruh dunia yang memiliki mandat terhadap inflasi.
BI, yang berkantor pusat di Jalan MH Thamrin di Jakarta, memperkirakan inflasi pada tahun ini bisa mencapai 6,3%. Angka ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang berada di rentang 6,6%-6,7%. Sebagai catatan, BI juga telah menaikkan suku bunga sebesar 125 basis poin sejak Agustus 2022.
(haa/haa)