
Ada The Fed Pekan Ini, Harga Emas Bakal Anjlok Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas menguat tipis pada awal pekan ini. Penguatan ini terbilang tidak biasa mengingat emas akan menghadapi pekan berat pekan ini karena ada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan Senin (31/10/2022) pukul 06:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.643,76 per troy ons. Harga emas menguat 0,12%. Penguatan ini menjadi angin segar setelah pada Kamis dan Jumat pekan lalu harga emas turun 1,4%.
Dalam sepekan, harga emas ambles 0,29% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga melandai 0,96% sementara dalam setahun anjlok 7,8%.
Sepanjang tahun ini, emas selalu ambruk menjelang rapat FOMC. Emas anjlok lebih dari 1,7% dua hari beruntun sebelum rapat FOMC Maret. Emas juga anjlok 1,8% dua tiga hari menjelang pertemuan FOMC pada Mei lalu kendati menguat tipis pada dua hari sebelum rapat digelar.
Sang logam mulia ambles lebih dari 2,8% menjelang rapat FOMC. Anjloknya emas karena ekspektasi The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 75 bps untuk pertama kalinya pada tahun ini. The Fed memang akhirnya menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bos pada 16 Juni 2022.
Menjelang rapat FOMC 27-28 Juli, emas hanya melemah tipis 0,5% karena pasar sudah menyesuaikan ekspektasi kenaikan sebesar 75 bps. Pada September, emas sempat anjlok 0,8% dua menjelang rapat FOMC pada 21-22 September 2022 kendati menguat 0,6% pada saat rapat digelar.
Seperti diketahui, rapat FOMC akan digelar kembali pada 1-2 November atau Selasa dan Rabu waktu setempat pekan ini. Pasar berekspektasi jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada rapat pekan ini.
"Pelaku pasar akan mencari sinyal untuk kebijakan moneter setelah September. Jika ada sinyal pelambatan laju kenaikan suku bunga maka emas akan mendapat sokongan cukup kuat sehingga menguat," tutur analis dari Reliance Securities Jigar Trivedi, dikutip dari Reuters.
Ekspektasi pelambatan laju pengetatan moneter The Fed sempat berhembus kencang. Namun, pertumbuhan ekonomi AS yang masih solid membuat harapan itu menguap.
Seperti diketahui, ekonomi AS pada kuartal III-2022 tumbuh 2,6% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq). Pertumbuhan ini menandai tren kontraksi yang sudah berlangsung dua kuartal sebelumnya sekaligus menandai jika ekonomi AS tidak lagi berada di jurang resesi.
Ekonomi AS terkontraksi sebesar 0,6% (qtq) pada kuartal II-2022 dan terkontraksi 1,6% pada kuartal I-2022. Pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,6% ini juga di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan ekonomi hanya akan tumbuh 2,4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi dan Lagi.....Harga Emas Kembali Tumbang Karena The Fed