5 Emiten Bank Raksasa Rilis Kinerja, Siapa Yang Paling Cuan?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
28 October 2022 11:50
Gedung Bank BCA
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah emiten perbankan telah merilis laporan keuangan pada kuartal III tahun 2022. Rata-rata perbankan nasional Indonesia mencatat pertumbuhan laba bersih yang positif di angka double digit.

1. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

BNI membukukan kenaikan laba bersih tertinggi, dengan kenaikan sebesar 76,8% secara tahunan (yoy) hingga kuartal III senilai Rp 13,7 triliun. Pencapaian itu diperoleh manajemen menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif.

Sementara penyaluran kredit perusahaan sebesar Rp 622,6 miliar pada segmen risiko rendah, debitur top tier, serta regional champion, diharapkan berdampak ke kualitas kredit BNI untuk jangka panjang. Kredit juga didorong korporasi swasta, segmen komersial, dan segmen kecil

Mengutip lama resmi BNI, suku bunga kredit atau lending rate per 30 September 2022 untuk kredit konsumsi, yaitu KPR sebesar 7,25% per tahun, sedang konsumsi non KPR sebesar 8,75% per tahun.Sementara itu, kredit korporasi sebesar 8% dan kredit ritel 8,25%.

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, Laba bersih BNI sudah melampaui capaian di tahun 2021. Adapun, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu laba bersih bank berkode emiten BMRI ini sudah tumbuh 59,4% secara year on year (YoY) menembus Rp 30,7 triliun. Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

Hasilnya, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sampai dengan akhir September 2022 berhasil tumbuh 14,28% secara YoY mencapai Rp 1.167,51 triliun. Pertumbuhan kredit jauh di atas pertumbuhan industri pada September 2022 sebesar 11% YoY. Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaedi, menilai peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid.

Kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri tumbuh positif sebesar 12,2% YoY menjadi Rp 410 triliun per akhir September 2022. Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 23,28% atau naik 822 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) konsolidasi terjaga solid di level 5,42%.

Sedangkan total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh positif 12,13% YoY dari Rp 1.213,99 triliun di kuartal III 2021 menjadi Rp 1.361,30 triliun di akhir kuartal III 2022 yang diitopang oleh peningkatan dana tabungan yang naik 15,1% YoY menjadi Rp 533 triliun secara konsolidasi.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 2,3% per September 2022. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2021 yang sempat menyentuh 3,1% atau telah turun sebesar 80 basis poin (bps).

3. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)

BSI mencatat kenaikan laba bersih sebesar 42% secara tahunan (year On year/yoy) mencapai Rp 3,21 triliun pada kuartal III tahun ini. Capaian laba bersih tersebut didorong oleh total pembiayaan yang tumbuh 22,35%, yaitu menjadi Rp 199,82 triliun.

Kontribusi pembiayaan terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32%, disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81% dan pembiayaan gadai naik 30,15%. Capaian ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sangat sehat. Hal itu tercermin dari NPF Nett yang sangat terjaga yaitu hanya sebesar 0,59%.

BSI juga membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 245,18 triliun, atau tumbuh 11,86% pada periode yang sama. Pertumbuhan DPK berasal dari produk tabungan wadiah yang menjadi salah satu produk yang paling diminati masyarakat.

Pencapaian kinerja yang solid ini juga didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh komponen rasio keuangan. Sehingga berdampak pada kualitas aset yang bertumbuh sebesar 11,53% secara yoy menjadi Rp 280 triliun, Return of Equity (ROE) tumbuh sebesar 17,44%. Serta effisiensi biaya cost of fund (COF) turun menjadi 1,56%.

4. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

BCA mencatat laba bersih mencapai Rp 29 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2022, atau naik 24,8%. Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan total kredit sebesar 12,6% secara tahunan (YoY) per September 2022. Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 15,1% YoY, ditopang oleh tingginya frekuensi transaksi dan peningkatan basis nasabah.

Pertumbuhan kredit BCA terjadi di seluruh segmen sejalan dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai sektor ekonomi. Kredit korporasi meningkat 13,4% secara tahunan (YoY) mencapai Rp 306,1 triliun di September 2022.

Sedangkan kredit komersial dan UKM naik 12,6% YoY mencapai Rp 203,5 triliun. KPR tumbuh 10,4% YoY menjadi Rp 105,0 triliun, dan KKB naik 9,2% YoY menjadi Rp 43,8 triliun.

Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,8% YoY menjadi Rp 13 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 10,4% YoY menjadi Rp 165 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 12,6% YoY menjadi Rp 682 triliun.

Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA tumbuh 18,6% YoY menjadi Rp 172,7 triliun per September 2022, atau berkontribusi hingga 25,1% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.


(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 4 Bank RI Masuk Kategori Paling Terpercaya di Dunia, Ini Daftarnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular