Ogah Tertinggal Dengan Hang Seng Cs, IHSG Menghijau Pagi Ini

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 27/10/2022 09:15 WIB
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menghijau pada perdagangan Kamis (27/10/2022). Tercatat pada pukul 9:05 WIB. IHSG berhasil menghijau 0,48% ke 7.075,92.

Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Kamis (27/10/2022), di mana investor memantau sejumlah rilis data penting di kawasan tersebut pada hari ini.

Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melejit 2,64%, Shanghai Composite China menguat 0,32%, Straits Times Singapura naik tipis 0,08%, ASX 200 Australia melesat 0,92%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,73%.


Namun untuk indeks Nikkei 225 Jepang dibuka turun tipis 0,09%. Bahkan sekitar pukul 08:00 WIB, Nikkei sempat ambles lebih dari 1%.

Dari Korea Selatan, data awal dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 telah dirilis pada hari ini. Hasilnya ada yang lebih baik dari periode sebelumnya dan prediksi pasar.

Secara basis kuartalan, bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) melaporkan data awal Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan periode kuartal III-2022 tumbuh 0,3%, melambat dari periode kuartal II-2022 yang tumbuh 0,7%. Namun, angka ini masih lebih baik dari prediksi pasar yang memperkirakan PDB Negeri Ginseng hanya tumbuh 0,1%.

Dari, bursa Wallstreet kinerja keuangan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan menjadi sentimen negatif bagi pasar modal. Bursa saham AS (Wall Street) langsung merosot di awal perdagangan Rabu (26/10/2022) waktu setempat. Padahal, sebelumnya ketiga indeks utama mampu mencatat penguatan 3 hari beruntun.

Indeks Nasdaq merosot hingga 2% ke 10.970,99 dan S&P 500 minus 0,7% ke 3.830,6. Sementara indeks Dow Jones masih mendatar.

Saham perusahaan induk Google, Alphabet, merosot hingga 9,1% setelah melaporkan kinerja keuangan di bawah ekspektasi, baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Pertumbuhan pendapatan Alphabet melambat menjadi hanya 6%, jauh dari capaian 41% pada periode yang sama tahun lalu, menyusul persaingan ketat pada perolehan iklan daring. Tanpa memperhitungkan satu periode perlambatan serupa di awal pandemi, pertumbuhan pendapatan kali ini tercatat terlemah sejak 2013.

Alphabet juga melaporkan penurunan pendapatan iklan YouTube turun 2% menjadi US$7,07 miliar, berbanding terbalik dari harapan pasar yang naik 3%.

Kinerja Alphabet menambah daftar kinerja mengecewakan sejumlah perusahaan besar teknologi di Amerika Serikat yang menyasar iklan digital pada kuartal III ini.

Microsoft juga melaporkan kinerja keuangan setelah perdagangan Selasa kemarin berakhir. Hasilnya sama, di bawah ekspektasi pasar, sahamnya pun merosot 7,7%.

Selain isu kinerja keuangan emiten saham AS, pasar juga menanti rilis data pertumbuhan Amerika Serikat malam ini. Berdasarkan hasilpolling Reuters, PDB AS diprediksi akan tumbuh 2% di kuartal III-2022. Artinya, Amerika Serikat akan lepas dari resesi.

PDB Amerika Serikat sebelumnya mengalami kontraksi dua kuartal beruntun, sehingga secara teknis disebut mengalami resesi.

Pertumbuhan yang terjadi di kuartal III-2022 tidak serta merta akan disambut baik oleh pelaku pasar. Apalagi jika pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari ekspektasi. Sebab, bank sentral AS (The Fed) akan terus agresif menaikkan suku bunga.

Berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 50% suku bunga The Fed berada di level 4,75% - 5% pada Februari 2023.

Namun ada secercah harapan The Fed bakal mengurangi agresivitasnya. Bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC) kemarin kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 3,75% tetapi lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 75 basis poin.

BoC menjadi bank sentral yang juga agresif dalam menaikkan suku bunga. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 6 kali kenaikan, bahkan pada Juli lalu sebesar 100 basis poin dan September 75 basis poin.

Sore nanti ada bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang akan mengumumkan suku bunga. Pasar juga melihat ECB akan menaikkan suku bunga 75 basis poin, tetapi jika di bawah ekspektasi maka harapan The Fed akan mengendur akan semakin kuat.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat