Bank Mandiri Bakal Ngikutin Kenaikan Suku Bunga, KPR Gimana?
Jakarta,CNBC Indonesia - Di tengah kenaikan suku bunga dan inflasi, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih mengkaji dan melihat potensi kenaikan bunga. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan sebelum menaikan bunga banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
"Banyak hal yang dipertimbangkan, termasuk kesehatan keuangan debitur yang berdampak pada kualitas kredit dan tingkat permintaan kredit market," jelas Sigit dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 26 Oktober 2022.
Namun Sigit tidak menafikan kalau secara jangka pendek, Mandiri akan ikuti tren suku bunga yang masih menanjak. Seperti diketahui, pasca kenaikan suku bunga acuan, perbankan kompak menaikkan suku bunga kredit. Salah satu yang menjadi perhatian tentunya adalah kredit konsumer, seperti KPR atau KKB.
"Wholesale akan ikuti tren bunga acuan. Sedangkan bunga fix ini tidak sensitif terhadap kenaikan bunga," tegas Sigit.
Mandiri, memprediksi tahun depan ekonomi akan lebih menantang dibanding 2022. Meski begitu, BMRI optimis bisa tumbuh di atas industri baik kredit maupun DPK.
Sigit menjelaskan secara strategi akan tetap meneruskan strategi yang dijalankan selama dua tahun terakhir ini dan menertuskan pertumbuhan value chain wholesale di ekosistem BMRI.
"Kami terapkan tumbuh agresif namun prudent dengan terapkan strategi loan flow transcation," pungkas Sigit.
Bank Mandiri mencatatkan Laba bersih konsolidasi di sembilan bulan pertama 2022 sudah melampaui capaian di tahun 2021. Adapun, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu laba bersih bank berkode emiten BMRI ini sudah tumbuh 59,4% secara year on year (YoY) menembus Rp 30,7 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.
Hasilnya, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sampai dengan akhir September 2022 berhasil tumbuh 14,28% secara YoY mencapai Rp 1.167,51 triliun. Pertumbuhan kredit jauh di atas pertumbuhan industri pada September 2022 sebesar 11% YoY. Darmawan menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid.
"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/10).
Fungsi intermediasi yang impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen. Salah satunya adalah kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri tumbuh positif sebesar 12,2% YoY menjadi Rp 410 triliun per akhir September 2022.
Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 23,28% atau naik 822 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) konsolidasi terjaga solid di level 5,42%
(tep/ayh)