Dolar AS Juga Langka di China, Xi Jinping Sampai Begini!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kelangkaan dolar Amerika Serikat (AS) bukan hanya terjadi di Indonesia. Namun juga terjadi di negeri tirai bambu, China.
Belum lama ini, bank-bank pemerintah China diketahui meningkatkan intervensi mereka untuk mempertahankan yuan yang melemah, caranya adalah dengan menjual dolar AS dalam jumlah besar, dan menggunakan kombinasi swap dan perdagangan spot.
Melansir Reuters, Rabu (26/10/2022) enam sumber perbankan mengungkapkan bahwa bank-bank besar milik negara itu terlihat menukar yuan dengan dolar AS di pasar berjangka dan menjual dolar di pasar spot.
Langkah menukar yuan dengan dolar AS dan menjual dolar di pasar spot sebagai langkah otoritas China menstabilkan mata uang negaranya, yuan. Hal ini juga pernah dilakukan oleh otoritas di bawah kepemimpinan Presiden China Xi Jinping pada 2018 dan 2019.
Menurut sumber mengetahui perihal ini menjelaskan, penjualan dolar AS ditujukan untuk menstabilkan yuan, dengan swap membantu mendapatkan dolar, serta menahan harga yuan terhadap dolar AS di level tertentu.
Jurus jitu yang dilakukan bank-bank pemerintah China kenyataannya berhasil. Yuan turun 11,6% terhadap dolar AS pada tahun ini.
Dalam tahun berjalan, yuan turun dengan cepat menyusul tindakan bank negara, mendorong yuan seharga 6,95 per dolar. Salah satu sumber mencatat itu merupakan operasi penjualan yang terbesar.
"Bank-bank besar ingin memperoleh posisi dolar dari pasar swap untuk menstabilkan pasar spot," ujar sumber pelaku pasar di China lainnya.
Bank-bank negara biasanya berdagang atas nama bank sentral di pasar FX China, tetapi mereka juga dapat berdagang untuk tujuan mereka sendiri atau mengeksekusi pesanan untuk klien korporat mereka.
Sumber ketiga mencatat bahwa perdagangan bank-bank negara tampaknya dikelola sehingga cadangan devisa negara sebesar US$3 triliun yang diawasi ketat tidak akan dimanfaatkan untuk intervensi.
Pada saat yang sama, langkah tersebut membantu bank-bank negara untuk mendapatkan dolar pada saat kenaikan imbal hasil AS telah membuat dolar menjadi langka dan mahal.
China membakar $ 1 triliun cadangan yang mendukung yuan selama penurunan ekonomi pada tahun 2015, dan pengurangan tajam dalam cadangan devisa yang banyak ditarik tersebut menuai banyak kritik.
(cap/mij)