Warga RI Sumringah, Rupiah Juara 2 Di Asia!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Rabu, 26/10/2022 12:05 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil melibas dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan pasar pada Rabu (26/10/2022) dan menjadi juara kedua di Asia. Meski indeks dolar AS sedang menguat di pasar spot.

Rupiah menguat pada pembukaan perdagangan pasar sebanyak 0,31% ke Rp 15.570/US$. Pada pukul 11:00 WIB, rupiah memangkas penguatannya menjadi hanya 0,18% ke Rp 15.592/US$.

Sementara, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang lainnya, terpantau menguat tipis 0,01% ke posisi 110,96 dan kian menjauhi rekor tertingginya selama dua dekade pada September 2022 lalu.


Namun, analis masih ragu apakah hal tersebut menunjukkan tanda-tanda pelemahan dolar AS.

"Saya masih ragu apakah kita dapat mengatakan kita telah melihat puncak dolar AS, tetapi bukti perlambatan sedang dibangun," tutur Kepala Strategi FX di National Australia Bank Ray Attrill dikutip Reuters.

Melansir Refinitiv, per hari ini, Mata Uang Garuda telah terkoreksi 8,6% secara year to date terhadap dolar AS. Meski begitu, pelemahan rupiah masih terbilang lebih rendah dibandingkan dengan mayoritas mata uang di Asia. Rupiah menduduki urutan ketiga di Asia, di mana hanya kalah dengan dolar Hong Kong dan dolar Singapura yang melemah masing-masing sebesar 0,7% dan 5,1% terhadap si greenback.

Namun, jika dolar AS masih berpotensi menguat di pasar spot, tentunya akan kian menekan laju pergerakan mata uang di emerging market, tak terkecuali rupiah.

Pada Selasa (25/10), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS per Oktober 2022 menunjukkan penurunan dari 107,8 menjadi 102,5 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi tersebut juga berada di bawah dari ekspektasi analis Reuters yang memproyeksikan IKK berada di 106,5.

Namun, posisi IKK di atas 100 masih menandakan bahwa masyarakat optimis terhadap perekonomian AS selama enam bulan ke depan, meskipun posisi tersebut kian melandai.

Penurunan tersebut terjadi setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bertindak agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 bps pada pertemuan Juni-September 2022.

Jika di bandingkan dengan situasi saat pandemi, IKK pada Februari 2020 masih berada di 132,6. Jika IKK terus melandai maka, menandakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi kian menurun, ketika masyarakat mulai tidak optimis maka dapat menurunkan daya beli.

Padahal, PDB AS sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat, di mana berkontribusi sebanyak 80% dari PDB AS. Sehingga, ketika daya beli masyarakat menurun, berpotensi menurunkan PDB AS.

Sementara itu, mayoritas mata uang di Asia juga berhasil menguat. Ringgit Malaysia dan Mata Uang Tanah Air menjadi mata uang berkinerja terbaik di Asia, di mana terapresiasi sebanyak 0,19% dan 0,18% terhadap dolar AS.

Sebaliknya, yuan China dan yen Jepang terkoreksi paling tajam sebesar 0,27% dan 0,21% di hadapan dolar AS. Disusul olej baht Thailand yang melemah 0,05% terhadap dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS