
Saham Ini Lompat 200% Dalam 3 Bulan, BEI Turun Tangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi ke-2 (penghentian perdagangan sementara) saham PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) mulai Senin (24/10/2022) setelah melambung tinggi akhir-akhir ini. Bagaimana 'jeroan' emiten ini?
Menurut data BEI, Selasa (25/10), harga saham emiten konstruksi swasta tersebut melejit 98,28% dalam sebulan ke Rp575 per saham. Bahkan, dalam 3 bulan terakhir, harga saham SMKMĀ sudah meroket 280,79 persen.
Lonjakan harga yang signifikan tersebut membuat pihak bursa 'menggembok' saham SMKM di pasar reguler dan pasar tunai sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut. Manajemen SMKM sendiri belum menerbitkan keterbukaan informasi terkait suspensi tersebut.
Kabar terbaru dari press release perseroan, SMKM meraih kontrak anyar pembangunan gudang senilai Rp 7 miliar di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Mengutip materi public expose (paparan publik) perusahaan, SMKM meraih sejumlah kontrak baru pada tahun ini.
SMKM membukukan laba bersih Rp8,1 miliar pada 6 bulan pertama di 2022. Laba perusahan naik 2,0 persen daripada semester I 2021 sebesar Rp7,9 miliar.
Sementara, pendapatan SMKM mencapai Rp70,6 miliar pada paruh pertama 2022. Pada semester I di 2021, pendapatan SMKM sebesar Rp73,5 miliar.
Adapun, total aset SMKM sebesar Rp217,3 miliar pada semester pertama tahun ini. Sedangkan, total liabilitas sebesar Rp23,1 miliar dan total ekuitas Rp194,2 miliar.
Selanjutnya dari paparan publik yang sama prospek perseroan menurut manajemen termasuk pembangunan Perumahan dan tempat tinggal berdasarkan pemesanan atas kerja sama dengan Kelompok Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) cabang Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara sebanyak 250 unit rumah type sederhana.
"Nilai pekerjaan KNTI tercatat sebesar Rp.35.000.000.000 [Rp35 miliar] dilakukan selama 2 tahun berjalan tahun 2022 sd tahun 2023," jelas manajemen Sumber Mas Konstruksi.
Selanjutnya, SMKM menjadi subkontraktor PT Hutama Karya dengan Ikut serta dalam Pembangunan Insfrastruktur jalan tol Kuala Tanjung-Parapat yang nilai proyeknya mencapai Rp6,2 triliun.
Ada pula, perseroan juga ikut serta bermitra dengan salah satu perusahaan kontruksi dalam kegiatan Pendukung Program Pembangunan Infrastruktur penunjang di Kawasan Industri Kuala Tanjung sebagai keberlanjutan pengembangan pembangunan Pelabuhan Terpadu Kuala Tanjung.
"[Proyek ini ] akan segera dilaksanakan di tahun 2022," kata pihak SMKM.
Terakhir, SMKM juga melakukan penjajakan kerja sama dengan SPSI PT Inalum Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara dalam penyediaan rumah dan tempat tinggal baik untuk type rumah sederhana ataupun non-sederhana.
Proyek tersebut, beber manajemen, diperkirakan membutuhkan sebanyak 300 unit rumah dengan estimasi harga proyek senilai Rp49 miliar yang terdiri dari 200 unit rumah type sederhana dan 100 unit rumah type non-sederhana.
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?