Ternyata! Demi Hal Ini BI 'Mati-matian' Jaga Inflasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tak ada artinya jika pertumbuhan ekonomi Indonesia bagus, namun inflasinya anjlok. Oleh karena itu, pengendalian inflasi dinilai sangat penting dalam menjaga keberlangsungan ekonomi ke depan.
Deputi Gubernur BI Doni P Joewono menjelaskan meskipun ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2022 mencapai 5,44%, namun tidak ada artinya jika inflasi tak terkendali.
"Kita harus jaga momentum ini dengan menjaga inflasi. Percuma pertumbuhan ekonomi 5,4% Kuartal II-2022 jika inflasi bisa lebih dari 10%, maka akan minus artinya, tidak ada growth," jelas Doni dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi Selatan, Senin (24/10/2022).
Oleh karena itu, kata Doni dalam upaya pengendalian inflasi, dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada bulan Oktober 2022 memutuskan untuk menaikan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,75%.
Pada September 2022, inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 5,95% secara tahunan (year on year/yoy), naik dari inflasi pada Agustus 2022 yang mencapai 4,69% (yoy).
Adapun berbagai lembaga internasional memperkirakan inflasi Indonesia hingga akhir tahun 2022 akan mencapai 6% sampai 7%.
"Ini kami sebut front loading, pre-emptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang 7%. Orang itu anggap inflasi akan naik, itu ekseptasi jadi kami coba overshooting inflasi kami turunkan," jelas Doni.
Doni menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi untuk menjaga ekspektasi inflasi akhir tahun kembali dibawah 5%. Mengingat laju inflasi terlalu tinggi juga memiliki dampak bagi penurunan daya beli masyarakat hingga menurunnya kesejahteraan masyarakat.
(haa/haa)