CNBC Indonesia Research

Amonia Energi Masa Depan! RI Ketiban 'Durian Runtuh' Jumbo?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
24 October 2022 15:10
Kantongi Sertifikat Carbon Credit, 
PGE Dukung Net Zero Emission Hingga 2,6 Juta TON CO2 per ahun
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) bersiap mengepakkan sayap ekspansi dengan menyasar Jepang sebagai target pasarnya untuk menjual amonia. Lantas, seberapa potensial kah komoditas amonia tersebut?

"Kami melihat peluang amonia menjadi bahan bakar di masa depan," ujar Direktur RAJA Sumantri Suwarno kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

"Jepang sekarang sangat aktif membeli amonia. Ini diolah untuk menjadi hidrogen," tambahnya.

Sebagai informasi, baterai bukan satu-satunya sumber tenaga kendaraan yang dinilai ramah lingkungan, Hidrogen juga dinilai sama meski tetap menggunakan sistem pembakaran tapi emisi yang dikeluarkan bukan berupa polutan karbon sehingga masih ramah terhadap lingkungan.

Jika menggunakan teknologi tertentu, amonia dapat dipecah untuk menghasilkan hidrogen. Namun, hidrogen mudah terbakar, sehingga akan lebih mudah jika mengirimkannya dalam bentuk amonia terlebih dahulu.

"Karena kalau diolah menjadi hidrogen di Indonesia dan dikirim ke jepang, biaya pengirimannya mahal dan sangat berisiko," imbuh Sumantri.

Itulah mengapa RAJA mendirikan entitas baru. Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (18/10/2022), RAJA, yang merupakan emiten milik suami Puan Maharani, Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro, mendirikan anak usaha baru bernama PT Banggai Ammonia Indonesia yang bergerak di bidang industri kimia dasar organik, dengan porsi kepemilikan sebesar 40%.

Lantas, apa saja kah kegunaan amonia?

Amonia adalah bahan kimia anorganik, tidak berwarna dan memiliki bau khas yang sangat tajam dan termasuk dalam kelompok bahan kimia B3. Kegunaan amonia sangat banyak, mulai dari alternatif bahan bakar masa depan hingga bahan baku pembuatan pupuk dan plastik.

Melansir data Statista, Indonesia pada 2021 menduduki urutan kelima sebagai produsen amonia dunia, di mana produksinya mencapai 5,9 juta metrik ton. Namun, penggunaan amonia masih didominasi untuk kebutuhan industri agrikultur dengan porsi 79%, khususnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea. Sisanya, digunakan untuk solusi kimia bagi industri seperti tekstil, pertambangan, dan farmasi.

Berikut tiga hal yang membuat amonia menjadi komoditas yang potensial

Mengurangi Gas Emisi Rumah Kaca

Kandungan amonia terdiri dari senyawa nitrogen dan hidrogen, tapi tidak mengandung karbon, sehingga membuat pembakaran yang dihasilkan menjadi lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida.

Seperti diketahui, sektor pertanian berkontribusi besar dalam menyebabkan emisi gas rumah kaca. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, emisi gas rumah kaca dari sektor ini pada 2018, mencapai 131.642 gigagram equivalen karbon dioksida (COE2e).

Jumlah tersebut mencapai 8% dari total emisi gas rumah kaca Indonesia. Sementara berdasarkan data dunia, aktivitas pertanian di negara berkembang bisa mencapai 24% dari emisi gas rumah kaca.

Maka dari itu, jika sektor pertanian di dunia dapat menggunakan amonia, tentu dampak yang ditimbulkan tidak sebesar jika menggunakan pupuk biasa.

Bahan Bakar Alternatif di Masa Depan

Di Jepang, salah satu perusahaan pembangkit listrik terbesar, JERA, sedang membuat program percontohan untuk menggunakan amonia sebagai bahan bakar campuran dengan batu bara untuk pembangkit listrik yang disebut co-firing. Harapannya, dapat mengurangi emisi atau polusi yang dihasilkan pada pembangkit listrik yang masih menggunakan batu bara.

Nantinya, amonia akan digunakan sepenuhnya sebagai bahan bakar untuk instalasi turbin gas, sehingga ke depannya amonia dapat menggantikan peran penggunaan batu bara sebagai bahan bakar energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan.

Jika program co-firing tersebut berhasil, permintaan akan amonia tentu berpotensi akan naik. Apalagi Indonesia, merupakan produsen kelima terbesar dunia juga akan diuntungkan.

Energi Bersih untuk Sektor Transportasi

Penggunaan hidrogen dari amonia sebagai bahan bakar kendaraan merupakan terobosan pertama di dunia yang dilakukan peneliti dari lembaga penelitian Australia CSIRO. Selama satu dekade terakhir, mereka meneliti untuk memproduksi hidrogen kemurnian ultra-tinggi dengan menggunakan teknologi membran tersendiri.

Terobosan teknologi membran ini memungkinkan hidrogen diangkut dengan aman dan digunakan sebagai sumber energi produksi massal.

Amonia itu dapat diubah kembali menjadi hidrogen dengan menggunakan membran temuan mereka, dan selanjutnya bisa dijadikan bahan bakar untuk mobil bertenaga hidrogen. Teknologi tersebut memungkinkan untuk membuka potensi pasar yang sangat besar. Pabrikan mobil Toyota dan Hyundai bahkan telah menginvestasikan jutaan dolar untuk menciptakan mobil bertenaga hidrogen. Saat ini di Jepang, Korea Selatan dan Singapura, jumlah mobil yang menggunakan hidrogen sudah mencapai puluhan ribu.

Pada 2018 silam, juru bicara Hyundai Australia Scott Nargar menjelaskan keunggulan utama mobil hidrogen dibandingkan mobil listrik yaitu dapat diisi dalam tiga menit seperti mobil konvensional. Selain itu, jangkauannya bisa mencapai 800 kilometer (untuk sekali pengisian penuh bahan bakar).

Sementara juru bicara Toyota Australia Matthew Macleod, yang dikutip dari ABC Australia mengatakan bahwa penggunaan amonia untuk menghasilkan hidrogen membuka peluang yang selama ini tertutup karena kesulitan untuk mengangkut hidrogen.

RI Bisa Ketiban Durian Runtuh Lagi!

Dari sisi investasi, berdasarkan artikel World Economic Forum yang dirilis awal 2021 lalu industri hidrogen yang berasal dari amonia setidaknya memerlukan investasi senilai US$ 150 miliar atau setara Rp 2.344 triliun hingga pada 2030.

Namun, jika industri ini dikembangkan sepenuhnya menjadi hydrogen economy, maka nilai pasar green ammonia di dunia akan mencapai US$ 12 triliun, atau 12 kali lipat dari nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rukun Raharja Pasok EBT Selain Baterai ke Jepang, Apa Itu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular