Bunga KPR Mandiri Juga Mau Naik? Ini Kata Manajemen
Jakarta, CNBC Indonesia - Merespons kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia, bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyebut hal itu sudah sesuai ekspektasi pasar.
Oleh karena itu, Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan Mandiri telah mempertimbangkan langkah-langkah dalam memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dan mengelola tingkat inflasi.
Dia juga menyebutkan, Bank Mandiri akan melakukan kajian potensi penyesuaian suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana, respon dari bank lain serta dampak terhadap peningkatan suku bunga kredit.
"Secara umum diproyeksikan bank-bank akan membutuhkan waktu penyesuaian suku bunga simpanan dan kredit dalam 3-6 bulan ke depan," jelas Rudi kepada CNBC Indonesia.
Rudi mematikan SBDK Bank Mandiri akan mengikuti kondisi pasar dengan memperhatikan tingkat suku bunga acuan, kondisi likuiditas bank, dan tingkat kompetisi dengan bank lain. Selama tahun 2022 SBDK Bank Mandiri cukup kompetitif jika dibandingkan dengan Bank Himbara.
"Bank Mandiri tetap berupaya menjaga tingkat biaya bunga yang optimal sebagai upaya untuk mendukung kestabilan tingkat suku bunga kredit yang disalurkan ke masyarakat dan menjaga pertumbuhan kredit serta profitabilitas ke depan," pungkas Rudi.
Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75% pada Oktober 2022. Hal ini sejalan dengan perkiraan mayoritas ekonomi di tanah air.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur yang disiarkan melalui akun Youtube, Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Sementara itu untuk suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,50%.
Adapun PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil menembus level tertinggi sepanjang sejarahnya.
Harga saham BMRI melesat 3,54% pagi ini ke angka Rp 10.225/unit setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah intraday-nya di Rp 10.275/unit.
Otomatis, BMRI kapitalisasi pasar BMRI semakin jumbo, Rp 477 triliun. Ini menjadikan BMRI emiten dengan kapitalisasi pasar ketiga terbesar di Indonesia.
(tep/ayh)