
Awas! Rupiah Bisa Tembus Rp 15.600/US$ Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah merosot 0,48% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.570/US$ Kamis kemarin. Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,75% belum mampu mendongkrak kinerja rupiah.
Tekanan rupiah masih akan berlanjut pada perdagangan Jumat (21/10/2022), sebab pasar melihat risiko resesi dunia yang semakin nyata. Dalam kondisi tersebut, dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi primadona.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan pelemahan rupiah sejalan dengan menguatnya dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara, terutama AS untuk merespons tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Perry optimis rupiah ke depan akan kembali menguat, mengacu terhadap fundamental perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Diukur oleh pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan semakin menariknya imbal hasil obligasi pemerintah.
"Ke depan arus modal asing akan masuk, juga akan mendorong nilai tukar rupiah akan menguat," ujar Perry usai Rapat Dewan Gubernur yang disiarkan melalui akun Youtube, Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).
MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya.
![]() Foto: Refinitiv |
Rupiah kini sudah berada di atas Rp 15.450/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%. Level tersebut bisa menjadi 'gerbang keterpurukan' bagi rupiah, selama tertahan di atasnya. Terbukti, rupiah terus tertekan setelah menembus level tersebut.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 32,5% tersebut rupiah berisiko terpuruk semakin jauh, menuju Rp 16.000/US$ atau di kisaran Rp 15.900/US$ yang merupakan FIb. Retracement 23,6%.
Untuk hari ini, jika menembus level psikologis Rp 15.600/US$ ada risiko ke Rp 15.630/US$ hingga Rp 15.650/US$.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian sudah cukup lama berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian, mulai keluar dari wilayah overbought.
Support terdekat berada di Rp 15.550/US$ jika ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.500/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan
