
BI Sudah Kerek Bunga 50 Bps, tapi Rupiah TKO Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih tak berdaya melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (20/10/2022), padahal Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75% pada Oktober 2022 untuk meredam lonjakan inflasi.
Mengacu pada data Refinitiv, rupiah melemah 0,23% pada pembukaan perdagangan di Rp 15.530/US$. Sayangnya, rupiah melanjutkan koreksinya sebesar 0,52% ke Rp 15.575/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Di penutupan perdagangan rupiah tembus ke Rp 15.570/US$ melemah 0,48% di pasar spot. Dengan demikian, rupiah masih berada di posisi terlemahnya dalam 2,5 tahun terakhir. Tepatnya sejak 30 April 2020 lalu.
Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terdepresiasi 8,03% year to date (ytd), sejalan dengan situasi dinamika perekonomian yang makin tak menentu.
Terkoreksinya rupiah dipicu oleh penguatan indeks dolar AS di pasarspot. Indeks dolar AS terpantau menguat 0,09% ke posisi 113,08 pada pukul 15:00 WIB. Keperkasaan indeks dolar AS disinyalir karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) naik pada Rabu (19/10/2022).
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun melonjak 12,4 basis poin (bp) menjadi 4,561%. Sedangkan untukyieldTreasurybenchmarktenor 10 tahun melesat 14 bp menjadi 4,138% pada perdagangan kemarin.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar cemas akan situasi ekonomi, sehingga beralih pada aset yang lebih aman seperti obligasi. Selain itu, indeks dolar AS juga diuntungkan karena menyandang status mata uangsafe haven.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75%.
Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur BI Edisi Bulan Oktober 2022, Kamis (20/10/2022). RDG BI digelar dalam dua hari untuk menentukan arah suku bunga dan kebijakan moneter bank sentral.
Pada Agustus 2022, BI telah menaikkan suku bunga acuannya dengan dosis yang sama, 25 bps. Kemudian, BI kembali menaikkan 50 bps menjadi 4,25% pada September lalu.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 4%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers.
Keputusan ini sejalan dengan konsensus ekonom. Polling CNBC Indonesia yang melibatkan 13 lembaga/institusi memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bp pada hari ini.
Pasar keuangan Indonesia sedang berhadapan dengan ketidakpastian global. Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter diharapkan bisa menjadi katalis dalam menstabilkan pasar keuangan di dalam negeri.
Kenaikan suku bunga BI sebesar 50 bps dinilai penting untuk menjangkar inflasi atau ekspektasi yang bergerak liar.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terus melemah hingga menyentuh level terendah dalam 2,5 tahun terakhir. Di kawasan ASEAN, kinerja rupiah hanya lebih baik dari Dong Vietnam. Nilai tukar rupiah bahkan mendekati level Rp 15.600/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum) Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer