Kemenkes Larang Obat Sirup, Emiten Farmasi Apa Kabar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyetop peredaran obat berbentuk sirup tidak terlalu berdampak negatif terhadap harga saham emiten-emiten farmasi.
Dari 8 emiten farmasi paling populer yang merupakan perusahaan publik, 5 di antaranya justru mengalami penguatan, sementara 3 sisanya melemah.
Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) memimpin penguatan dengan kenaikan 4,21% disusul oleh PT Soho Global Health Tbk (SOHO) yang naik 2,56% dan PT Phapros Tbk (PEHA) yang naik 1,79%.
Sementara saham yang melemah adalah saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang melemah.
Namun pelemahan saham TSPC dan KAEF tidak terlalu signifikan. Hanya saham PYFA yang melemah lebih dari 1,12%.
Saham | Perubahan |
KLBF | 4.21% |
SOHO | 2.56% |
PEHA | 1.79% |
INAF | 1.05% |
DVLA | 0.40% |
TSPC | -0.37% |
KAEF | -0.44% |
PYFA | -1.12% |
Kebijakan pelarangan obat berbentuk sirup tersebut dikeluarkan oleh regulator sebagai upaya kewaspadaan atas kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal(Atypical Progressive Acute Kidney Injury) yang banyak menyerang anak-anak di Indonesia.
"Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat sampai dilakukan pengumuman resmi dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," bunyi poin 8 dari Surat Edaran (SE) Kemenkes Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.
Lewat surat edaran yang ditanda tangani oleh Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Murti Utamipada Selasa (18/10/2022) itu,Kemenkes juga meminta seluruh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup sampai adanya pengumuman resmi dari pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Alasan mengapa harga saham-saham farmasi cenderung tidak terlalu sensitif hari ini kemungkinan dikarenakan sentimen positif IHSG yang lebih dominan apalagi sudah melemah terus sepanjang pekan lalu.
Di sisi lain, tidak semua emiten farmasi dan obat juga memiliki eksposur besar terhadap segmen bisnis produksi obat berbentuk sirup.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Obat Sirup Dilarang, Saham Farmasi Malah Happy
(pap/pap)