
Tunggu Kepastian Suku Bunga BI, Rupiah Melemah Tipis Saja

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan moneter besok. Menjelang pengumuman tersebut rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 15.465/US$.
Tetapi pada pukul 9:03 WIB melemah 0,06% ke Rp 15.475/US$, melansir data Refinitiv.
Gubernur BI Perry Warjiyo dan anggota Anggota Dewan Gubernur lain dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2022 pada Rabu dan Kamis (19-20 September 2022).
Survei yang dihimpun CNBC Indonesia terhadap 13 institusi menunjukkan lima lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek BI7DRR sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,50%, tujuh lembaga/institusi memproyeksi kenaikan BI7DRR sebesar 50 bps menjadi 4,75% sementara satu lembaga memperkirakan kenaikan sebesar 75 bps menjadi 5,00%.
Mayoritas memprediksi suku bunga akan dinaikkan sebesar 50 basis poin, jika terealisasi maka akan memberikan sentimen positif ke rupiah.
Sebagai catatan, BI secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,25% pada September 2022.
Kenaikan sebesar 50 bps jarang sekali dilakukan kubu MH Thamrin. Sepanjang 2009-2022, hanya tiga kali BI mengerek suku bunga sebesar 50 bps yakni Juli 2013, Juni 2018, dan September 2022.
BI tidak pernah menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps secara dua bulan beruntun.
Ekonom DBS Radhika Rao juga mengatakan BI perlu menaikkan suku bunga untuk mengantisipasi ketidakpastian global.
"BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps sebagai langkah antisipasi kenaikan suku bunga acuan The Fed. Selan itu, inflasi juga masih tinggi," tutur Radhika.
Meski demikian, pelaku pasar juga masih menunggu keputusan resmi dari BI. Sebab, pada bulan lalu, Perry mengatakan BI tidak akan agresif menaikkan suku bunganya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
