
Deretan Saham Paling Cuan di Tengah Tipisnya Kenaikan IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,05% ke 6.834,56 pada penutupan perdagangan sesi I. Bursa saham Amerika Serikat (AS) yang rebound pada perdagangan semalam cukup menjadi katalis positif bagi IHSG meskipun kehabisan tenaga di penutupan perdagangan.
Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 6,42 triliun dengan melibatkan lebih dari 15 miliar saham yang berpindah tangan 728 kali.
Sementara,Mayoritas saham siang ini terpantau masih saja mengalami penurunan. Statistik perdagangan mencatat ada 265 saham yang melemah dan hanya 239 saham yang mengalami kenaikan, serta sisanya sebanyak 171 saham stagnan.
Di tengah menguatnya pergerakan IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers
Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini Selasa (18/10/2022).
1. PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU), naik +10,71%, ke Rp 93/unit
2. PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS), naik +9.01%, ke Rp 121/unit
3. PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), naik +8,57%, ke Rp 152/unit
4. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), naik +6,37%, ke Rp 167/unit
5. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS), naik +6,12%, ke Rp 156/unit
Saham Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,37 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 104,41 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham SDMU bergerak di rentang Rp 81-95/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham SDMU mencapai Rp 105,58 miliar.
Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 10 Oktober hingga Senin (17/10/2022), saham SDMU tercatat 3 kali menghijau dan 3 kali merah. Dengan ini, SDMU masih mencatatkan kenaikan mencapai 20,78% sepekan dan melesat 43,08% sebulan terakhir.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dicabut di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah dicabut oleh pemohon pada tanggal 29 September 202. Dengan demikian, hal ini menunjukkan keberlangsungan penyelesaian utang perusahaan tetap sesuai jalurnya dan sesuai fokus manajemen meningkatkan pertumbuhan pendapatan dan efisiensi.
Dengan ini, SDMU kembali menargetkan penjualan hingga 10% karena meningkatnya permintaan jasa angkutan yang turut mengerek laba perusahaan dengan penambahan pelanggan baru.
Saat ini, SDMU telah menandatangani kontrak dengan pelanggan baru sebuah perusahaan asing dari China dengan nilai kontrak Rp 8,4 miliar selama 2 tahun. Artinya, rata-rata sekitar Rp 350 juta per bulan yang dapat diperpanjang untuk masa 2 tahun berikutnya.
Jika melihat kinerja keuangannya pada semester I-2022, SDMU mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,3 miliar, mencatatkan kenaikan dari periode sebelumnya yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 12,3 miliar.
Di sisi lain, SDMU menargetkan pendapatan di kisaran Rp 100 miliar atau lebih hingga akhir 2022. Hal itu seiring perbaikan kondisi ekonomi Indonesia. Angka ini lebih tinggi sekitar 20,98% dibandingkan realisasi pendapatan bersih perusahaan sepanjang 2021 senilai Rp 82,62 miliar.
Tahun ini, perseroan berencana meningkatkan pelayanan kepada pelanggan yang ada untuk mengantisipasi peningkatan kuantitas yang akan dilakukan pelanggan. Perseroan juga akan mempertahankan tingkat efisiensi pada proses kerja perusahaan dan menambah pelanggan baru.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Selasa (18/10/2022).
1. PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS), turun -8,97%, ke Rp 71/unit
2. PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), turun -6,82%, ke Rp 164/unit
3. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM), turun -6,67%, ke Rp 308/unit
4. PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), turun -6,54%, ke Rp 286/unit
5. PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO), turun -6,47%, ke Rp 260/unit
Saham Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) kembali bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,12 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 43,92 juta unit saham. Dengan ini AMMS telah memimpin jajaran top losers selama 3 hari beruntun.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham AMMS bergerak di rentang Rp 71-71/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham AMMS mencapai Rp 85,2 miliar.
Berdasarkan data perdagangan sejak perdagangan 10 Oktober hingga Senin (17/10/2022) saham AMMS tercatat hanya sekali menghijau yakni pada Kamis (13/10/2022), sisanya AMMS masih mencatatkan kinerja yang mengecewakan.
Dengan data tersebut, saham AMMS telah ambles 27,55% dalam sepekan terakhir, dan sudah jatuh 57,74% sebulan terakhir.
Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham AMMS. Tetapi emiten yang bergerak di bidang jasa sarana produksi budidaya ikan air payau dan jasa pasca panen budidaya ikan air payau serta real estat yang dimiliki sendiri atau disewa ini menunjukkan gerak saham yang terus menurun secara signifikan.
Investor yang masih cenderung melepas saham AMMS menilai bahwa harga saham AMMS yang sudah pernah naik drastis pada bulan sebelumnya tepatnya pada pekan kedua September. Ini membuat mereka merealisasikan keuntungannya.
Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022. Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.
AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.
Sekadar informasi, dalam prospektusnya AMMS berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.
Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum) Next Article Deretan Saham Top Gainers & Losers Sepekan, Punya Anda Cuan?