Top Gainers-Losers

Ada BRMS di Top Gainers, AMMS Masih Betah di Top Loser

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 October 2022 06:50
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Senin (17/10/2022) kemarinMenurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,24% ke posisi 6.831,12.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka di zona merah. Selang 2 menit saja, IHSG melanjutkan koreksi 0,52% ke 6.772,53. Penurunan ini membuat IHSG sempat menapaki zona psikologis 6.700. IHSG pun melemah hingga penutupan perdagangan sesi I.

Pada awal perdagangan sesi II, IHSG masih melanjutkan koreksinya, tetapi perlahan mulai bangkit. Pada sekitar pukul 14:00 WIB, IHSG akhirnya berhasil berbalik arah ke zona hijau dan berakhir tetap di zona psikologis 6.800.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 11 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 203 saham menguat, 340 saham melemah, dan 147 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 492,46 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) cukup besar yakni mencapai Rp 2,89 triliun.

Saat IHSG berhasil rebound setelah enam hari beruntun terkoreksi, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten pertambangan batu bara dan emas Grup Bakrie yang juga merupakan anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berada di posisi kedua dalam deretan top gainers pada perdagangan kemarin.

Saham BRMS ditutup melesat 13,55% ke posisi harga Rp 176/saham. Nilai transaksi saham BRMS pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 274,94 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,65 miliar lembar saham. Namun, asing melepasnya sebesar Rp 3,13 miliar di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 10 Oktober hingga kemarin, saham BRMS mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham BRMS melesat 9,32%. Namun dalam sebulan terakhir, saham BRMS masih ambles 8,33%.

Dari kinerja keuangannya pada semester I-2022, BRMS membukukan laba bersih sebesar US$ 3,8 juta, naik 5,2% dibanding periode sama tahun lalu.

Namun, pendapatan perseroan terpantau turun 9,5% menjadi US$ 5,5 juta pada semester I-2022, dari periode sebelumnya pada semester I-2021.

Produksi emas relatif datar di kisaran 40-41 kilogram (kg) per kuartal, dengan harga jual rata-rata (ASP) juga relatif stabil pada US$ 1,840/troy ons di kuartal II-2022. Sekitar 90% dari total pendapatan BRMS dihasilkan dari penjualan emas.

Adapun hasil pengeboran lebih lanjut menunjukkan peningkatan sumber daya. BRMS telah melakukan pengeboran lebih lanjut untuk meningkatkan cadangan dan sumber daya emasnya.

Berdasarkan hasil terbaru, BRMS menyatakan peningkatan sumber daya menjadi 21,7 juta ton, dengan kadar emas rata-rata 2,4 g/t, meningkat dari 17,8 juta ton.

Selanjutnya, cadangannya juga telah ditingkatkan menjadi 14,2 juta ton, dengan kadar emas 2,4 g/t, dari cadangan sebelumnya sebesar 8,5 juta ton. Cadangan maupun sumber daya berlandaskan standar KCMI 2022.

Di saat IHSG berhasil rebound, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa sarana produksi budidaya ikan air payau dan jasa pasca panen budidaya ikan air payau yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) lagi dan lagi memimpin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham AMMS ditutup ambruk 9,3% ke posisi harga Rp 78/saham.

Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 9,58 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 122,42 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham AMMS sebesar Rp 35,9 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 10 Oktober hingga akhir pekan lalu, saham AMMS hanya menguat sekali saja, sedangkan sisanya melemah yakni sebanyak 5 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham AMMS terpantau ambles 27,78%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham AMMS terpantau ambruk 58,06%.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham AMMS. Tetapi kinerja saham AMMS masih terus menurun. Padahal pada perdagangan 3-5 Oktober, saham AMMS sempat bangkit ke atas kisaran harga Rp 110/saham.

Pada perdagangan 29 September lalu, BEI sempat memasukan saham AMMS ke dalam radar pantauan akibat adanya peningkatan aktivitas saham yang tidak wajar atau Unusual Market Activity (UMA).

"Dengan ini kami menginformasikan telah terjadi peningkatan aktivitas yang tidak wajar pada saham AMMS yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," tulis surat dari BEI.

Saham AMMS sendiri kini sudah jauh berada di bawah harga IPO-nya di Rp 100/saham atau ambles hingga 14% dari harga IPO-nya.

Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022. Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, Agung Menjangan Mas berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular