
Lima Sektor Usaha Ini 'Hobi Ngutang' dalam Valas

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2022 kembali menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir Agustus 2022 tercatat sebesar US$ 397,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar US$ 400,2 miliar.
Tren penurunan ditunjukkan oleh ULN swasta dan pemerintah. Adapun Posisi ULN swasta pada Agustus 2022 tercatat sebesar US$ 204,1 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 206,1 miliar.
Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 2,0% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,2% (yoy).
Menurut data Bank Indonesia (BI), perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing sebesar 3,6% (yoy) dan 1,6% (yoy) antara lain karena pembayaran neto utang dagang dan kewajiban lainnya.
"Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor pertambangan dan penggalian; serta sektor industri pengolahan dengan pangsa mencapai 77,5% dari total ULN swasta. ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,1% terhadap total ULN swasta," tulis laporan SULNI BI, Senin (17/10/2022).
Berikut ini lima sektor yang tercatat memiliki utang valas terbesar per Agustus 2022:
1. Jasa Keuangan dan Asuransi US$ 71,79 miliar
2. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial US$ 45,60 miliar
2. Listrik, Gas, Uap/Air Panas US$ 43,07 miliar
3. Pertambangan dan Penggalian US$ 39,32 miliar
4. Industri Pengolahan US$ 37,93 miliar
5. Jasa Pendidikan (US$ 30,62 miliar
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 3 Cara Lunasi Utang dengan Cepat