Analisis Teknikal
Pekan Lalu Nggak Karuan, Gimana Nasib IHSG Pekan Ini Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah signifikan sepanjang pekan lalu. IHSG drop 3% dan terlempar dari level psikologis 6.900.
IHSG bahkan mendekati level psikologis 6.800 setelah ditutup anjlok 0,96% di 6.814,53 pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (14/10/2022).
Kinerja indeks saham Wall Street masih saja tertekan. Wall Street kembali kebakaran akhir pekan lalu. Indeks Dow Jones melemah 1,34%; indeks S&P 500 turun 2,37% dan Nasdaq Composite drop 3,08%.
Dari dalam negeri pelaku pasar menanti rilis data makro yaitu perdagangan internasional yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.
Konsensus ekonom yang dihimpun oleh Trading Economics memperkirakan, neraca dagang Indonesia masih bisa surplus US$ 4,84 miliar.
Surplus neraca dagang masih didorong oleh kinerja ekspor yang diproyeksikan tumbuh 27,91% year on year (yoy) di tengah masih tingginya harga komoditas batu bara, meski impor diprediksi melonjak 31,48% yoy.
Adanya ekspektasi bahwa surplus neraca dagang yang berlanjut diharapkan dapat menjadi katalis positif untuk penguatan nilai tukar rupiah dan aset keuangan domestik termasuk saham.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB pekan lalu, indeks sudah tembus ke batas bawah BB terdekat di 6.840.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI turun ke 24,18 dari sebelumnya 27,92 mengindikasikan penguatan momentum jual seiring dengan aksi jual asing di pasar reguler. Indikator RSI menunjukkan bahwa IHSG sudah berada area jenuh jual.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak masih di bawah garis EMA 26 dan bar histogram bergerak di area negatif.
Indikator teknikal yang menunjukkan bahwa IHSG sudah ada di area jenuh jualnya sebenarnya membuka peluang indeks untuk bisa rebound, apalagi jika rilis data ekonomi meyakinkan.
Untuk hari ini, IHSG masih berpeluang bergerak di rentang 6.800-6.900.
[Gambas:Video CNBC]
IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?
(trp)