Terungkap, OJK Sebut Ini Juru Selamat Pasar Modal Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis industri pasar modal Indonesia mampu bertahan ditengah tantangan global yang diramal akan gelap gulita pada tahun depan akibat lonjakan inflasi dan perlambatan ekonomi dunia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengungkapkan, pasar modal Indonesia masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
"Kinerja IHSG tertinggi dibanding kinerja bursa ASEAN dan regional. IHSG 11 Oktober ada di 6.939 naik 5,43% year to date bahkan per 13 September tumbuh menjadi indeks rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318," paparnya dalam konferensi pers di Kantor OJK Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2022).
Selain itu, kapitalisasi pasar juga naik 10,75% secara year to date mencapai Rp 9.142 triliun. Pertumbuhan pasar modal juga didorong oleh jumlah investor ritel yang saat ini sebanyak 9,85 juta SID. Dari total jumlah tersebut 59,08% nya berusia dibawah 30 tahun.
"Akhir tahun tembus 10 juta. Tertinggi oleh reksadana dan masih di dominasi dibawah 30 tahun 59,08%. Ini pertanda bagus sektor eko indo krn sejak usia dini melek investasi," tuturnya.
Inarno berharap, kedepanya kaum milenial dan gen Z akan menopang pertumbuhan industri pasar modal.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Djustini Septiana mengatakan, investor yang dibawah berusia 30 tahun paling banyak memilih untuk menempatkan dananya di reksadana.
"Saat ini paling banyak reksadana karena modal kecil Rp 100 ribu cukup disitu paling banyak. Reksadana aneka ria yang jelas anak-anak milenial ini cukup prospek," ucapnya.
Ia juga optimis bahwa resesi akan terjadi dibanyak negara dan negara yang terimbas guncangan ekonomi global bukan hanya Indonesia. Untuk menghadapi tantangan global, masyarakat harus percaya terhadap kekuatan pasar modal.
"Kita terus menambah jumlah investor milenial. Krn terbukti penurunan ekonomi kemarin dan The Fed melakukan tappering, Indonesia tak terlalu bergejolak seperti pada 1998 dan 2008. Karena pada saat investor asing melepas ada yang nangkep. Investor yang mengerti. Berbeda dengan dulu investor tipe follower kalau orang jual ikut jual, sekarang orang jual kami beli. Makanya indeks ngga jatuh," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Ternyata Pasar Modal Indonesia Dikuasai Gen Z, Ini Buktinya!
(rob/ayh)