Kabar Baik Buat IHSG, Wall Street Cerah, Bursa Asia Meroket!

Market - Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
14 October 2022 08:50
bursa saham asia Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung cerah pada perdagangan Jumat (14/10/2022), menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS) yang berhasil rebound pada perdagangan Kamis kemarin.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melonjak 1,38%, Hang Seng Hong Kong melejit 1,92%, Shanghai Composite China menguat 0,7%, Straits Times Singapura melesat 0,94%, ASX 200 Australia melompat 1,52%, dan KOSPI Korea Selatan terdongkrak 1,75%.

Dari China, data inflasi pada periode September 2022 akan dirilis pada hari ini. Konsensus pasar dalam survei Reuters memperkirakan inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) China pada bulan lalu naik menjadi 2,8% (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Agustus lalu di 2,5%.

Sedangkan inflasi dari sisi produsen (Indeks Harga Produsen/IHP) diprediksi melonjak menjadi 1% (yoy), dari sebelumnya pada Agustus lalu di 2,3%.

Sementara itu dari Singapura, Produk domestik bruto (PDB) tumbuh 4,4% pada kuartal III-2022, dari sebelumnya periode yang sama tahun lalu di angka 4,5%., menurut data pemerintah,

Angka ini jauh lebih tinggi dari yang diprediksi oleh analis dalam survei Reuters sebesar 3,4%, dan sejalan dengan pertumbuhan pada kuartal kedua.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah terjadi di tengah berhasil rebound-nya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin.

Indeks Dow Jones ditutup meroket 2,83% ke posisi 30.038,72, S&P 500 terbang 2,6% ke 3.669,91, dan Nasdaq Composite melejit 2,23% menjadi 10.649,15.

Pembalikan arah secara frontal merupakan respon pelaku pasar atas data inflasi AS per September 2022. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi dari sisi konsumen (IHK) AS mencapai ke 8,2% (yoy) pada September lalu.

Laju inflasi memang lebih rendah dibandingkan pada Agustus yang tercatat 8,3% (yoy) tetapi masih di atas ekspektasi pasar yakni 8,1% (yoy).

Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi tercatat 0,4% pada September atau meningkat dibandingkan pada Agustus yang tercatat 0,1%. Inflasi inti menyentuh 6,6 % (yoy) pada September, level tertingginya sejak 1982 atau 40 tahun terakhir.

Data inflasi membuat pelaku pasar menghapus harapan mereka jika bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat.

Namun, pelaku pasar juga mulai meyakini jika inflasi AS sudah mencapai puncaknya dan akan terus melandai ke depan.

Kedua faktor itulah yang membuat perdagangan kemarin berlangsung sangat "liar". Bursa saham ambruk pada awal perdagangan sebagai respon atas data inflasi yang masih di atas ekspektasi.

Namun, pelaku pasar kemudian berbalik arah. Reli secara masif terjadi setelah dua jam perdagangan. Indeks Dow Jones melonjak hingga 600 poin sampai pukul 11: 30 pagi waktu setempat.

"Mungkin ini terakhir kali kita melihat inflasi yang lebih tinggi daripada ekspektasi dan selanjutnya inflasi akan melandai. Apa yang terjadi pada perdagangan intraday membuktikan sifat alamiah dari "pemburu" di bursa," tutur Liz Ann Sonders, chief investment strategist Charles Schwab, dikutip dari CNBC International.

Chief investment strategist Baker Avenue Asset Management, King Lip mengatakan pembalikan arah lebih ditopang oleh teknikal.

"Pelaku pasar mungkin melihat data inflasi sebagai hal yang negatif dan mereka mulai melakukan aksi short covering. Pelaku pasar juga sudah melakukan priced in terhadap data inflasi," tutur King Lip, dikutip dari Reuters.

Namun, Greg Swenson dari investment bank Brigg Macadam mengingatkan pembalikan arah yang frontal kemarin juga menjadi sinyal jika perdagangan ke depan masih akan sangat volatil.

"Saya pikir kita salah jika terlaku bersemangat mengenai rally ini. Kenaikan mungkin hanya sementara. Ini adalah rally yang terjadi dalam kondisi bear market. Saya pikir kita harus bersiap mendengar banyak kabar buruk ke depan," tutur Swenson.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sinyal Nggak Enak Buat IHSG Nih... Bursa Asia Loyo Lagi


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading